Follow Us @soratemplates

Jumat, 30 April 2021

Kunci Menembus Penerbit Mayor

April 30, 2021 0 Comments


Belajar dari ahlinya, seorang penulis hebat yang sudah malang melintang di dunia literasi, beliau adalah bapak Edi S. Mulyanta. Beliau nyaris 20 tahun menangani penerbitan buku di penerbit Andi. Penerbit andi adalah salah satu penerbit mayor di negeri ini.


Dunia penerbitan baik penerbit mayor maupun penerbit minor adalah dunia bisnis semata, dan terbesit idealisme di dalamnya, yang tentunya setiap penerbit mempunyai visi dan misi yang berbeda-beda.

Dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada Duit.

Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah pasar toko buku yang paling utama di samping tentunya pasar di luar toko buku yang tidak dapat kita ke sampingkan juga. Toko buku inilah yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas dalam dunia penerbitan.

Di Undang-undang Nomor 3 tahun 2017, sudah dijelaskan dengan gamblang tentang sistem perbukuan di Indonesia

Sistem Perbukuan adalah tata kelola perbukuan yang dapat  dipertanggungjawabkan  dan terpadu, yang mencakup pemerolehan naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku elektronik, pendistribusian, penggunaan, penyediaan, dan pengawasan buku.

Saat ini yang bermasalah adalah dalam tahap pendistribusian materi yang telah kami proses untuk dapat meningkatkan literasi baca di Indonesia.

Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya Demikian arti makna menurut UU No 3 - 2017.

Tugas penerbit adalah mendapatkan -Naskah- yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum.

Selanjutnya sebagai seorang penulis kita harus tahu difinisi naskah buku dan buku seperti apa yang dimaksud undang-undang.

Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.

Jadi naskah buku ditulis oleh penulis, sedangkan buku diterbitkan oleh penerbit

Ke depan baik itu penerbit buku Mayor maupun Minor dapat berperan saling melengkapi dalam memenuhi amanat undang-undang ini.

Buku merupakan luaran atau outcome yang diakui oleh Undang-undang sebagai syarat dalam memenuhi kewajiban baik itu Guru, Dosen, maupun tenaga-tenaga di Pemerintahan.
Beberapa Undang-undang yang memperkuat posisi buku ada di UU 12/2012 Perguruan Tinggi Pasal 46 ayat 2 ….Hasil Penelitian wajib disebarluaskan…. dipublikasikan (dalam bentuk Buku Ber ISBN).

PermenPAN 26/2009 Jabfung Guru dan Angka Kredit, Pasar 11 Ayat c-2 Publikasi Buku ber ISBN

Karena begitu pentingnya luaran atau outcomes dari beberapa profesi pendidik, sehingga tumbuh subur pula penerbit2 yang menyalurkan hasil pemikiran penulis dalam bentuk buku yang ber ISBN.

Penerbit di Indonesia telah diwadahi pemerintah dalam organisasi IKAPI, sehingga bapak dan ibu yang akan menerbitkan buku, sebaiknya menggunakan saluran tersebut yang telah diakui oleh pemerintah.

Setiap penerbit diperbolehkan untuk mengajukan Nomor ISBN ke perpustakaan nasional. Di dalam perkembangannya, perpustakaan nasional memberikan penanda tertenu dalam ISBN untuk menunjukkan skala produksi penerbitannya.

Skala produksi ini hanya menunjukkan kemampuan output buku yang dihasilkan serta kemampuan distribusinya ke masyarakat luas. Semakin besar output dan distribusinya, ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas akan semakin banyak. Akhirnya diberikan kode produksi buku di ISBN dalam bentuk Publications Element Number.

Karena hal itulah kemudian muncul istilah penerbit mayor dan penerbit minor, hanya karena masalah skala produksi saja.. visi dan misi penerbitan semuanya sama yaitu mencari keuntungan bisnis, dan ada sisi idealisme di dalamnya.

Aturan pemerintah, terkadang bergerak mengikuti dinamika masyarakat. Karena banyaknya terbitan yang diajukan sebagai syarat Jabatan Fungsional, akhirnya pemerintah terkadang memberikan syarat tertentu untuk mempermudah klasifikasi pemberian nilai indeks di angka kredit. Sehingga munculah penerbit skala mayor (nasional) dan skala regional saja.

Bahkan di luaran Pendidikan Tinggi, jelas mensyaratkan untuk mendapatkan nilai angka kredit nasional harus diterbitkan di penerbit skala nasional (minimal 3 propinsi kantor pemasaran).

Hal ini lah yang semakin menegaskan garis yang jelas penerbit mayor dan minor, hanya karena skala penjualannya.

Oleh sebab itu, kita perlu mencoba bertransaksi buku digital, supaya kita tidak ketinggalan jaman, karena buku digital ini akan menyatukan mindset penerbit mayor maupun minor, sehingga tidak ada lagi dikotomi hal tersebut. Yang ada adalah penerbit dengan kekhasan visi dan misi masing-masing, saling mengisi untuk meningkatkan literasi bangsa ini.

Penerbit Andi saat ini sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat di era pandemi. Karena Toko Buku, Sekolah, dan Kampus saat ini belum dapat menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam bisnis buku saat ini.

Penerbit saat ini sedang mereposisi diri untuk tetap bertahan, walaupun tentunya tidak akan mudah. Sehingga kami membuka saluran-saluran promosi baru untuk masih tetap mengobarkan semangat literasi di perbukuan.

Saluran-saluran digital dapat menjadi alternatif untuk tetap berkembang mendistribusikan ilmu pengetahuan. Kami mencoba mengembangkan channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Sebagai penulis kita perlu menulis rencana penulisan dengan target market yang dituju. Sukur-sukur bapak ibu tawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Ke depan media-media selain buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit. Akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.

Materi yang luar biasa, intinya kita sebagai penulis harus tetap berkarya apapun kondisinya. Selain itu juga harus memperkuat jaringan dan selalu berinovasi.

Untuk masuk ke penerbit mayor kita harus membuat proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dan lain-lain).

Materi : 28 April 2021
Pertemuan ke : 11
Materi : Penernit Mayor
Narasumber : Edi S. Mulyanta
Gelombang : 18

Senin, 26 April 2021

Menguak Tabir Teknik Memasarkan Buku

April 26, 2021 1 Comments


Menulis dan membaca adalah dua aktifitas yang tidak terpisahkan. Sehingga seorang penulis itu juga berkaitan erat dengan pembaca. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang penulis untuk mampu menguasai teknik memasarkan buku yang jitu dan banyak dibeli oleh pembaca.

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk anda miliki.

Oleh sebab itu wajib bagi seorang penulis untuk menguak tektik memasarkan buku agar pesan yang ada dalam tulisannya dapat sampai kepada pembaca. Khusunya bagi para penulis yang menerbitkan buku pada penerbit indie. Salah satunya dengan menggandeng editor yang handal.

Berbeda bila kita menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketing nya sudah sampai ke berbagai negara di dunia.

Cara yang paling banyak dipakai untuk memasarkan buku adalah menggunakan media digital dan media sosial. Banyak sekali iklan buku baru bertebaran di internet. Ada yang lalu dan ada juga yang kurang laku.

Inti dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar, biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat, laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid19

Bagi kita para penulis pemula tentu saja ingin bukunya laku dan dibeli oleh banyak orang. Oleh karena itu, kolaborasi adalah kunci agar buku kita bisa dipasarkan di belantara dunia Maya yang selalu non stop 24 jam.

Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus asa. Kegagalan bukan berarti tidak bisa sukses, maka terus berusaha dan berinovasi adalah solusi terbaik dalam berkarya.

Maka selain berkolaborasi, maka jangan lupa silahturahmi. Sebab silahturahmi atau silahturahim juga sangat membantu kita dalam memasarkan buku. Pada akhirnya teknik memasarkan buku akan kita temui dari adanya silahturahmi ini. Kekuatan silahturahmi ini dahsyat. Akan banyak rezeki yang akan mengikutinya.

Tetap berproses, berusaha dan doa semoga hasilnya sesuai harapan.

Materi : 26 April 2021
Pertemuan ke : 10
Tema : Teknik Memasarkan Buku
Narasumber : Wijaya Kusumah,M. Pd.
Gelombang : 18

Mengenali Mental dan Naluri Penulis

April 26, 2021 0 Comments
 

Teknik dan mental dalam menulis adalah dua hal yang tak terpisahkan bagi seorang penulis. Teknik menulis meliputi outline, judul, teknik sekali duduk dan lain-lain. Sedangkan mental penulis meliputi kondisi psikologis atau batin di penulis itu sendiri. Agar tulisan itu hidup, maka teknik dan mental ibarat jiwa dan raga yang harus bersinergi.

Menurut bu Ditta mental penulis itu ada 4 tipe, yaitu

1. Dying Writer 2. Dead Man 3. Sick People 4. Alive

Tipe pertama adalah Dying Writer atau penulis yang sekarat. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang lemah secara teknik pun lemah mentalnya sebagai seorang penulis.

Seolah hidup segan mati tak mau. Misalnya ikut pelatihan menulis setengah hati (lemah mental) dan tidak berkarya membuat tulisan (yang bisa jadi karena lemah teknik, tidak tahu bagaimana harus menulis, mendapatkan ide, dan sebagainya)

Tipe ini bukan berarti tak mampu membuat tulisan. Hanya saja, diperlukan upaya ekstra agar orang-orang ini "mau" hidup sehat kembali untuk menulis.

Ibaratnya menjadi penulis masih sekedar angan-angan tanpa aksi nyata.

Tipe kedua adalah Dead Man. Sesuai namanya, tulisan dari kategori ini "mati". Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di folder laptop. Terbungkus lembaran diary. Atau notes yang ada di hp. Belum terpublish.

Tipe ketiga adalah Sick People. Orang-orang dalam kelompok ini adalah yang masih lemah teknik menulisnya namun sudah cukup memiliki mental seorang penulis sehingga sudah berani mempublish tulisannya.

Terakhir tentu saja kategori terbaik, yaitu Alive, yaitu penulis yang tulisannya hidup dan senantiasa berkarya seperti jantung yang terus berdetak saat pemiliknya bernyawa.

Orang-orang dalam kelompok ini sudah bisa dikatakan "ahli" menulis (kuat teknik) serta kuat mentalnya.

Cirinya mudah. Meski tingkatan ahli ada pemula, menengah dan sangat ahli, tapi secara umum kita bisa mengenali mereka.

Misal saat menulis sudah seperti kebutuhan primer seperti makan. Ibaratnya, jika tak makan akan lapar. Begitu pula mereka yang hidup dalam menulis. Akan lapar menulis bahkan jika sehari saja tak membuat tulisan.

Kelompok Alive ini termasuk kategori pembelajar sejati. Selalu berproses. Mampu hadapi tantangan menulis (meski puasa tetep nulis, walau sibuk menyempatkan nulis, dan sebagainya)

Materi yang luar biasa, apapun tipe penuli s yang melekat pada kita, tetaplah menulis, semoga suatu hari nanti kita sampai pada tipe Alive

Materi : 23 April 2021
Pertemuan ke : 9
Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr.
Tema : Mental dan Naluri Penulis
Gelombang : 18

Kamis, 22 April 2021

Apakah Mahkota Seorang Penulis

April 22, 2021 2 Comments

 


Seorang raja dapat disebut sebagai raja apabila ada mahkota di kepalanya. Jadi ketika seorang penulis mau disematkan nama sebagai seorang penulis, maka dia pun ibarat raja harus mempunyai mahkota. Lalu apakah mahkota seorang penulis?

Mahkota seorang penulis adalah apabila dia telah mempunyai sebuah tulisan yang bermuara pada sebuah buku.

Jadi ketika seorang penulis belum mempunyai sebuah buku hasil karyanya baik solo maupun antologi, maka dia belum bisa dikatakan sebagai seorang penulis.

Materi yang begitu menyentuh dari seorang narasumber hebat dengan segudang pengalaman dan prestasi, maka dalam pertemuan ke 8 ini banyak hal yang dapat kita petik pelajarannya.

Menurut bapak H. Thamrin Dahlan M.Si
Seorang purnawirawan polri, yang kini berprofesi sebagai dosen dan penulis serta pendiri Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) bahwa pada dasarnya setiap kita adalah bisa menjadi penulis. Karena ketika seseorang dapat berbicara, maka secara otomatis dia juga bisa menulis. Sebab menulis adalah kegiatan memindahkan semua hal yang kita bicarakan ke dalam tulisan.

Beliau telah aktif menulis sejak tahun 2010 dan telah menerbitkan 37 Judul Buku. Saat ini beliau fokus untuk membantu para penulis menerbitkan buku ber ISBN tanpa biaya. Subhanallah, luar biasa sekali program beliau. Semoga itu menjadi ladang pahala bagi beliau. Selain itu, diusia yang ke 69 tahun beliau pun masih aktif mengajar.

Menurut bapak Tamrin Dahlan sesunggungnya semua orang telah mempunyai buku. Faktanya sejak SD kita telah mempunyai raport, kemudian di jenjang berikutnya seperti SMP, SMA atau SMK, mereka telah mendapatkan tugas membuat karya tulisan, meskipun kadang dalam bentuk kerja kelompok. Kemudian ditingkatan yang lebih tinggi, seorang mahasiswa ditugas akhirnya akan menyusun sebuah skripsi, tesis maupun disertasi, sesuai dengan jenjangnya. Jadi sudah jelas setiap kita sebenarnya telah mempunyai buku.

Pada Pelatihan Menulis gelombang 18 ini lebih gamblang bapak Tamrin Dahlan menyampaikan tentang Buku adalah Muara Tulisan.

Tulisan tulisan itu ibarat air mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan.  Itulah Buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir  perlu diselamatkan menjadi kitab.

Semua Orang Punya Buku

Tanpa kita sadari setiap orang sebenarnya sudah pasti memiliki buku. Buku dalam artian tercantum namanya di sampul/cover depan buku. Paling tidak dia pernah sekolah di tingkat paling rendah sekolah dasar. Itulah buku catatan tentang prestasi diri si murid,  hanya saja buku dituliskan oleh Bapak Ibu Guru yang baik hati dalam bentuk raport.  Menginjak pendidikan menengah  SMP, SMA, SMK para pelajar dan siswa  sudah di wajibkan menyusun karya tulis walaupun terkadang berupa kerja kelompok namun makalah itu dijilid jadilah buku.

Ketika di Perguruan Tinggi, kualitas buku seorang sarjana itu memiliki harkat terhormat. Bersebab buku yang dinamai Skripsi, Tesis dan Disertasi diterbitkan setelah melalui proses panjang penelitian, pembimbingan dan kemudian di uji hadapan Sidang Majelis Kehormatan Para Guru Besar Universitas,

Jelas sekarang nama anda sudah ada disampul depan buku ilmiah. Tersimpan abadi di perpustakaan kampus.  Menjadi kebanggaan dan bukti tak terbantahkan bahwa anda berhak menyandang gelar kesarjanaan secara legal. Pengakuan formal seorang akademisi sebagai pemenuhan  kewajibkan memiliki buku. Satu saja yang belum terlekat di cover belakang buku yaitu ISBN (international standard book number)

Buku Pribadi

Setelah memiliki 3 buku (D3, S1 dan S2) kali ini saya akan lebih banyak berkisah bagaimana seorang anak desa Tempino Jambi bisa memiliki 37 judul buku. Semua berangkat dari motivasi ingin meninggalkan sesuatu nan abadi di muka bumi.  Kata seorang teman secara berseloroh janganlah pulak nama awak hanya tertulis di Buku Yasin dan Batu Nissan.

Buku adalah keabadian nan memiliki masa berlaku (expired date un limited) tak terhingga bahkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu setelah ketika mamasuki usia pensiun tahun 2010 timbul persoalan baru bagaimana mengisi waktu luang yang begitu lapang dan panjang.  Bersebab waktu luang  yang tak habis kerena memberikan kuliah  saya dianjurkan oleh keluarga untuk menulis dari pada termenung menung.

19 Agustus 2010 mulai menulis di media sosial kompasiana.com.  Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir.  Apakah awak pantas menjadi penulis di media besar  berpenghuni hebat. Alah bisa karena biasa. Bukan lagi  memaksa diri tetapi total tertantang.  Kenapa tidak bisa mengikuti jejak  Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang  keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta mahir menulis.

Motto penasehat, penakawan dan penasaran, diniatkan menulis  berbagi kebaikan. Saya merasakan masuk ke dunia baru yang sangat mengasyikkan.   Disinilah inspirasi dan aspirasi  serta angan angan di pentaskan baik dalam bentuk reportase, opini dan fiksi. Tiga jenis tulisan ini mengalir bak air bah sampai saya masuk ke kategori addict (kecanduan menulis).

Kiat Menulis.

Salah satu kiat kenapa bisa menulis 1 artikel setiap hari ialah jargon sekali duduk jadi. Sesungguhnya tulisan itu memenuhi kaedah sebuah artikel ketika mencapai 7 paragraf. Jangan pernah meninggalkan tulisan, sudah bisa dipastikan tulisan itu tidak akan pernah tuntas.  Duduklah, paksakan diri tulisan wajib selesai tak peduli salah ketik (ada proses edit). Nanti saja bicara kualitas bersebab indikator bagus tidaknya tulisan sangat subjektif dan variatif.

Melalui metode sekali duduk jadi, lambat laun proses menghasilkan sebuah tulisan seiring berjalan waktu kini hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit. Kita menulis puisi hanya memerlukan 10 menit asalkan suasana hati sedang mood dan terkait dengan situasi kekinian yang terjadi menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya hankam (ipoleksosbudhankam)  dalam atau luar negeri.

Ketika menulis reportase taati  kaedah 5 W 1  H.  (what, where, wheb, why, who and how). Sebagai bukti liputan  original asli tampilkan pula foto selfie bersama teman/keluarga misalnya anda sedang wisata di Borobudur, Menara Eiffel atau Ibadah Umroh Masjidil Haram. Bisa juga memposting laporan setelah mengikuti satu event webinar.  Saya lebih banyak menulis reportase kehidupan masyarakat. Inilah sumber inspirasi  tak pernah habis yang senantiasa menghampiri diri apabila jeli melihat fenomena lingkungan.  Jadilah sebuah tulisan bergenre humaniora yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

Kenapa pula tidak menulis tentang opini. Saya merasa babak belur ketika menulis dan menerbitkan Buku Prabowo Presidenku (2014). Padahal ketika posting artikel genre opini sudah berupaya menghindari menghakimi orang lain apalagi institusi. Mempertahankan objektivas, hindari hoax  dan selalu memihak kepada kebenaran. Menulis opini tak elok pula hanya ngomel, pada paragraf terakhir sertakan solusi, berupa saran pendapat membangun untuk mengurai permasalahan yang sedang dibahas.

Tiga Rahasia Menulis

Berdasarkan pengalaman beliau merasakan kejaiban 3 rahasia  terkait dunia jurnalistik.

Rahasia pertama : Ternyata setiap tulisan itu memiliki Roh. Roh dalam artian tulisan itu hidup dengan syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial. Tulisan anda dibaca apalagi  diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.   Tahu sendirilah zaman dahulu kala anak mansuia acap menulis di album kenangan.

Buku harian itu dia nikmati sendiri, ketika membaca, tertawa, menangis, menyesal dalam seribu satu kenangan. Zaman itu telah lewat kini saatnya kuatkan niat berbagi denghan hatrapan bermanfaat dan penulis mendulang pahala melalui pekerjaan menuliss. Yes tulisan memiliki Roh, jangan ragu share ke Faecbook, whats app, dan media lainnya sehingga anda dikenal sampai satu saat menjadi terkenal.

Rahasia ke 2 : Buya Hamka meninggalkan pesan bermakna Biarlah tulisanmu itu membela dirinya sendiri, biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya. Saya membuka rahasia tersebut ketika buku Bukan Orang Terkenal entah bagimana jalannya sampai di Bapak Prabowo.  Singkat cerita saya mendapat kehormatan menjadi Penulis Resmi Partai Gerindra selama masa kampanye 2014.  Terbitlah buku Prabowo Presidenku.  Best seller sampai di bajak.

Rahasia ke 3 : Profesi jurnalis atau katakanlah kami wartawan amatir mendapat kesempatan dijamu makan siang di Istana Merdeka. Tak terduga bahkan tidak terpikirkan mimpipun tidak bisa berpidato di hadapan Presiden Jokowi.  Bukankah anugerah ini merupakan kebanggaan rakyat. Bersebab menulis mampu menembus batas birokrasi dan bisa bertemu dengan tokoh nasional.

Buku Muara Tulisan

Ketika tulisan sudah mencapai 500 artikel dengan segala suka duka mendapat aspirasi dan cemoohan kemudian terpikir kenapa tulisan nan terserak itu tidak dijiid. Istilah kumpulan tulisan dijilid resmi ber ISBN bolehlah berbangga di sebut kitab atau buku. Tahun 2012 terbitlah buku perdana berjudul Bukan Orang Terkenal.

Saking besarnya keinginan memiliki nama disampul buku seperti juga Buya Hamka (guru Imajiner) saya menerbitkan buku berbayar di satu penerbit Jogyakarta. Apalah awak ini mana pula ada penerbit major bersedia menerbitkan buku seorang penulis amatir belum punya “nama”.  Judul buku pertama itu sebenarnya bentuk unjuk rasa yang ditujukan kepada diri sendiri.

Bersebab tulisan nan terserak semakin banyak maka proses menerbitkan buku semakin mudah.  Ibarat  menjilid makalah tak terasa jumlah buku tahun 2019 mencapai 20 kitab. Uni Husna Bundo Kanduang menganjurkan menerbitkan buku sendiri.  Terbentuklah Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) 19 Juli 2019. Visi misi fokus dibidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan  fokus membantu menerbitkan buku para penulis ber ISBN tanpa biaya alias gratis.

Penggiat Literasi

Keberadaan YPTD memberikan kemudahan menerbitkan buku. Ferbuari 2021  tertera nama Thamrin Dahlan di 37 sampul buku. Bersama teman teman penulis bergiat Literasi sampai Maret 2021 berhasil diterbitkan 2010  judul buku ber ISBN  Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi para penulis di website YPTD terbitkanbukugratis.id .  Diskusi Literasi di  WAG Terbitkan Buku Gratis.

Program Bedah Buku setiap Selama Malam 2 pekan sekali telah terselenggara 10 episode.  Inilah media mempromosikan buku terbitan YPTD untuk para penulis senior mapun pemula. Secara psikologis ada kepuasan bathin tak terhingga bisa berbagi di bidang literasi.

Mengumpulkan tulisan nan terserak bermuara menjadi Buku. Selamatkan tulisan tulisan itu biarlah mereka berhimpun didalam sebuah kitab karena keabadian akan melekat pada dirinya. Buku adalah suatu prestasi penulis.  Sebagai tanggung jawab Penerbit YPTD berkewajiban menyerahkan setiap judul buku  di Perpustakaan Nasional

•    Salam Literasi
•    BHP 21 April 2021
•    YPTD

Pemaparan yang luar biasa. Ringan, menenangkan namun menginspirasi.

Selanjutnya beliaupun memaparkan program-program YPTD yang dapat memberikan kesempatan para penulis  pemula untuk menerbitkan buku dengan mudah dan geratis.

Ada 3 program YPTD.  Pertama Penulis telah memiliki Naskah Buku. Kedua Penulis aktif posting tulisan di website YPTD terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul 40 artikeal maka akan buku akan diterbitkan. Program ke 3 YPTD menerbitkan buku ontologi berupa kumpulan tulisan yang di posting dalam 1 bulan

Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) komitmen membantu para penulis menerbitkan Buku Perdana ber ISBN tanpa biaya. Prosedur sangat sederhana dalam waktu 14 hari buku Terbit.

Buku adalah Mahkota Seorang Penulis.  Layaknya seorang Raja , beliau diakui sebagai Penguasa karena mengenakan Mahkota di dikepalanya. Mahkota itulah bentuk pengakuan resmi dari rakyatnya.  Analog dengan Seorang penulis tanpa memiliki buku maka belum bisa dikatakan sebagai seorang seorang penulis sejati.

Materi yang menginspirasi dan motivasi sangat bermanfaat.

Tanggal pertemuan : 21 April 2021
Resume ke : 8
Tema : Buku Mahkota Penulis Buku Muara Tulisan
Narasumber : H. Thamrin Dahlan, M.Si.
Gelombang : 18

Senin, 19 April 2021

Asyiknya Menerbitkan Buku dengan Mudah di Penerbit Indie

April 19, 2021 2 Comments
 

Materi istimewa hari ini, meskipun cuaca cerah membahana, namun tidak mengurangi semangat menyimak materi dari narasumber yang muda dan berbakat. Seorang guru bertalenta yang luar biasa, bernama Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain.

Tentunya bukan saja terbatas pada jumlah penerbit, tetapi untuk menerbitkan buku haruslah melalui seleksi yang ketat. Juga dalam rentan waktu yang cukup lama, karena banyaknya antrian buku yang akan diterbitkan.

Namun kini menerbitkan buku menjadi lebih mudah, karena sudah banyak penerbit indie yang siap memfasilitasi para penulis penula untuk menerbitkan buku. Pada penerbit indie, naskah pasti terbit, proses penerbitan mudah dan cepat.

Narasumber sekeren pak Brian ternyata tiga buku solonya pun diterbitkan oleh penerbit indie. Menerbitkan buku di penerbit indie memang mudah, tetapi penulis harus mengeluarkan biaya sendiri.

Salah satu contoh penerbit indie adalah penerbit Gemala, yang sudah buka sejak 2020.

Menerbitkan buku di Gemala sangatlah ekonomis, yaitu Rp 300.000 dan sudah ber-ISBN. Tentunya dengan beberapa ketentuan, yaitu :

  • PDF master bisa diminta tapi akan ada watermarknya. Sehingga jika ingin cetak ulang, harus di penerbit gemala. - 
  • Jika ingin Cetak ulang, Minimal 10 buku
  • Jangan memberi target kapan harus selesai. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Minimal prosesnya 1 bulan sejak biaya penerbitan di transfer
  • maksimal 130 hal A5. Lebih dari itu ada biaya tambahan per halaman Sertakan dalam naskah
  • cover ( judul buku dan nama penulis saja)
  • kata pengantar
  • daftar isi (tanpa nomor halaman)
  • profil penulis
  • sinopsis
  • Untuk editing, penerbit ini tidak mengecek secara detail. Sehingga jangan terlalu mengandalkan penerbit untuk melakukan editing. Maka sebaiknya penulis yang memastikan sendiri apakah sudah tidak ada kesalahan penulisan.

Saya beri tips dalam mengedit naskah:

  • Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, bl)
  • Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typ)
  • Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat
  • Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan
  • Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya. Tidak ada ketentuan minimal jumlah halaman


Menerbitkan buku bukan suatu hal yang sulit, penulis bebas memilih penerbit sesuai selera untuk menerbitkan bukunya. Jadi jika telah memiliki naskah, jangan ragu-ragu untuk menerbitkannya menjadi buku.

Tanggal pertemuan : 19 April 2021
Resume ke : 7
Tema : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
Narasumber : Raimundus Brian Prastyawan, S.Pd.
Gelombang : 18

Minggu, 18 April 2021

Pil Pahit Itu Bernama Gagal

April 18, 2021 0 Comments

Gagal adalah kata yang paling menyakitkan bagi kebanyakan orang. Begitu pun aku, hari ini aku benar-benar merasa sedih dan terpukul.

Sebagai manusia biasa, aku merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalani proses dengan indah. Sementara memasrahkan semua hasil kepada allah swt. Tetapi hidup ini nyata, teori selalau manis kesannya. Faktanya gagal itu sakit.

Tidak seorang pun bercita-cita gagal dalam hal apapun. Sekuat tenaga, berjuta doa melangit untuk mencapai sebuah asa.

Harapan itu selalu ada, tetapi saat kegagalan menghampiri jiwa, maka tak aya raga pun rapuh dibuatnya. Proses telah aku jalani, keyakinan penuh untuk sebuah keberhasilan. Namun pil pahit yang bernama kegagalan itu tetap saja berasa sakit, kecewa, sedih dan nyaris putus asa.

Ya allah kuatkan hatiku untuk menerima kenyataan atas kegagalan ini. Aku berharap ini mimpi, tetapi fakta telah terjadi. Aku dinyatakan tidak lulus seleksi sebuah program yang dibuat oleh pemerintah.

Sakit sekali, ilmu dan nilai yang layak telah aku dapatkan, tetapi atas izin allah aku dinyatakan tidak lulus. Ingin aku berteriah, tetapi apalah aritinya. Hari ini 18 April 2021, aku benar-benar merasa jatuh. Kuatkan aku ya Allah. Aku yakin sekenaria-Mu lebih indah. Aku tunggu peran selanjutnya, semoga kesempatan itu masih ada untukku.

Semoga kegagalan hari ini adalah kesuksesan yang tertunda, sehingga aku mampu memetik hikmahnya

Sabtu, 17 April 2021

Meramu Resume Menjadi Buku

April 17, 2021 2 Comments


Resume adalah rangkuman atau ringkasan. Kemudian dalam latihan menulis pada di gelombang 18 ini, maka resume yang telah dibuat oleh para peserta dapat diramu menjadi sebuah buku.

Selanjutnya, ada 7 teknik untuk menulis resume jadi buku, yaitu :

1. Mengumpulkan resume dalam file word.

Saat kita menulis resume, simpanlah file tersebut dalam satu folder

Buat satu buah file naskah kita dari pertemuan 1-20

2. Menentukan tema.

Saat file kita sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, pilahlah berdasarkan tema sejenis.

Misalnya kita lihat materi dari narasumber.

Ada narasumber yang membahas teknik penulisan, satukan filenya beri bab teknik penulisan.

Jika ada narasumber yang membahas tentang penerbit indie, penerbit mayor, satukan naskah menjadi bab penerbitan.

Jika ada narasumber membahas tentang motivasi, tuliskan bab motivasi.

Jadilah 3 bab yang tersusun dalam satu buku

3. Buat TOC (Table of Content/daftar isi)

4. Kembangkan TOC

5. Review, revisi, dan edit naskah.

Saat kita menulis naskah, tulislah dahulu sebebas-bebasnya. Jangan sekali-kali mengedit saat sedang menulis. Karena itu bisa menghambat ide kita saat menulis. Tuliskan saja semua ide berserak. Jika selesai, barulah kita edit ejaan dan tanda baca sesuai kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Usahakan hindari typo (salah ketik) dan hindari singkatan. Jika Awal kata, nama orang, nama tempat, nama hari, nama bulan, harus ditulis huruf kafital. Masih banyak ejaan lain yang berhubungan dengan EYD

6. Jika naskah sudah selesai, buatlah sinopsisnya. Sinopsis adalah gambaran isi buku yang telah kita buat. Biasanya ada di cover belajang buku.

7. Kirim ke penerbit.

Jangan takut salah dan malu dengan tulisan sendiri, tenang saja ada tim editor penerbit yang siap membantu terkait penulisan kita yang salah. Hanya saja, tidak semua penerbit  menyediakan jasa editor naskah. Jadi, kita harus tanyakan terlebih dahulu, apakah naskahny a di edit oleh editor atau tidak.

Demikianlah inti sari materi pertemuan ke 6, yang telah disampaikan oleh narasumber yang sangat inspiratip. Meskipun pernah gagal dalam gelombang sebelumnya, namun tetap semangat dan pantang menyerah. Sehingga sekarang mampu menjadi penulis yang hebat.

Beberapa motivasi beliau

Jadi intinya bapak ibu, jika resume sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, bapak ibu sudah boleh menyusun naskah bukunya. Hubungi penerbit yang akan mengkawal lahirnya buku kita nanti.

Tidak ada yang sulit di dunia ini selama kita mau belajar

Asahlah keterampikan menulis kita dengan menulis setiap hari

Jika narasumber memberikan link blog, link youtube, ppt, kembangkanlah dan ambil poin pentingnya untuk diceritakan.

Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari


Tanggal pertemuan : 16 April 2021
Resume ke : 6
Tema : Menulis Resume Untuk Jadi Buku
Narasumber : Aam Nushasanah, S.Pd.
Gelombang : 18

Kamis, 15 April 2021

Langkah Cerdas dan Cermat Menerbitkan Buku

April 15, 2021 4 Comments

 


Seorang penulis akan merasa  bahagia dan lega  ketika ia berhasil menulis dan kemudian menerbitkan buku. Merasa sangat gembira ketika melihat namanya  terpajang di cover buku, yang mana buku-buku tersebut terpajang indah di rak buku dan bisa dinikmati oleh banyak pembaca.

Ada 5 tahapan menerbitkan buku, yaitu :

1. Pra Writing

Tahap pertama  yang bisa dilakukan adalah  tahap pra writing yaitu penulis akan mulai mencoba mencari ide yang sesuai dengan tema yang ditulis. Tema sesuai pasion yang disukai. Boleh fiksi maupun non-fiksi. Ide bisa dari pemgalaman, dari hasil membaca buku, majalah, koran ada kejadian yang sedang berlangsung.

2. Drafting/ out line

Tahap kedua adalah drafting atau out line, pada tahap ini seorang penulis  mulai membuat out line atau daftar isi buku yang akan ditulis atau dikembangkan menjadi  naskah buku.

3. Wraiting

Tahap ke-3 menulis.
Saat proses ini, penulis mulai menulis dan mengembangkan kerangka atau daftar isi untuk dijadikan naskah yang lengkap dengan diperlukan kreativitas penulis dalam  membuat karya-karyanya. Kreatifitas itu berupa kemampuan merangkai kata, kemampuan menggunakan majas, kemampuan berekspresi, agar tercipta tulisan yang menarik dibaca.

4. Revisi dan  Editing

✓Revisi

Setelah menuliskan banyak hal yang ingin ditulis pada naskah, pada tahap selanjutnya adalah mulai mengoreksi atau merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan atau tidak. Pada tahap ini, kita akan mencari tahu dimana letak kekurangan tulisan. Apakah sudah sesuai dengan alur, atau masih melebar kemana-mana. Dan dilanjutkan  tahap revising.  Seorang penulis dapat mengubah beberapa bagian dari tulisannya. Ia juga bisa menambah isi tulisannya. Ia dapat menambahkan data baru, ia dapat menghilangkan opini tertentu, dan lain sebagainya. Intinya, melalui tahap revisi inilah penulis akan memoles karyanya, ia akan menjadikan tulisan tersebut semakin menarik lagi.

✓ Editing.

Pada tahap ini penulis akan menjalankan proses pengeditan terhadap karyanya. Berbeda pada tahap revisi yang masih bisa menambah mengurangi isi tulisan, pada tahap ini penulis hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pola kalimat, dan berbagai kesalahan tata bahasa lainnya. Meskipun nanti tulisan akan kembali diedit oleh editor di penerbit. Seorang penulis tetap harus berusaha menyunting tulisannya sendiri atau dengan istilah lain Swasunting.

5. Publikasi

Jika kita sudah  yakin dengan tulisan naskah buku kita, maka saat memasuki tahap akhir yakni publikasi. Pada tahapan ini kita bisa meneruskan naskah ke penerbit.

Jangan khawatir, sekarang kita bisa menerbitkan buku secara independen kok. Ada banyak penerbit independen (penerbit Indie) yang siap  membantu untuk menerbitkan naskah.

Bapak Mukminin mulai ikut belajar menulis 29 Maret s.d. Desember 2020 telah menerbitkan 2 buku solo:

1. 55 Pantun Nasihat diterbitkan kelompok Majas Bojonegoro.
2. Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar diterbitkan KAMILA PRESS LAMONGAN dan 8 buku karya bersama ( Antologi)

Mari kita melek Penerbit

Bapak ibu yang hebat Penerbit Buku ada 2 yaitu Penerbit Mayor dan Penerbit Indie.
 
Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  :

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dan lain-lain

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor :

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil risiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan, tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti diterbitkan. Penerbit indie adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.



3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor :

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie :
Penerbit indie pun profesional, tetapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor :

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :
 
Tentu berbeda, penerbit india akan segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Penerbit indie menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga penerbit tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor :

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie :

Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor :

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

# Penerbit indie :

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Contoh penerbit mayor adalah Gramedia Pustaka Utama, Mizan, Republika, Grasindo, Loka Media, Tiga Serangkai, Bentang Pustaka, Erlangga, Yudhistira,  Andi Yogyakarta dan lain sebagainya.

Contoh penerbit Indie yg ada dalam grup belajar menulis bersama PGRI:

YPYD
Gemala
Kamila Press Lamongan

KAMILA PRESS LAMONGAN sbg penerbit Indhei  melayani cetak buku , jasa lengkap dg jasa desain cover buku,   Lay out,  editing dan ISBN. Jasa Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN dengan harga terjangkau ( harga terlampir ).

Penerbitan ini melayani seluruh Indonesia. Alhamdulilah dalam tahun 2020 sebagai penerbitan tahun perdana yg berjalan mulai  September s.d Desember 2020 telah menerbitkan 17 buku dari teman2 guru dari pulau Jawa, NTT, Kalimantan, dan Sumatera.


Januari  2021 Minggu pertama  menerbitkan 7 buku dan cetak ulang 4 buku dari penerbit lain.

Bulan Februari 2021  alahamdulillah menerbitkan  9 buku.

Bulan Maret 2021 menerbitkan 3 buku.  

Bulan April 2021 sekarang ini proses 5 buku 4 cover sdh jadi 1 buku baru masuk tadi malam. Semoga lancar semuanya.
 
Boleh  cetak ulang di Penerbit indie yang penting itu penulisnya Bapak Ibu dengan syarat ada file cover buku dan 1 file lengkap naskah buku. ( Harga terlampir).

# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

Untuk judul dan Cover.

a. Untuk judul kalau kurang pas akan dibantu mengusulakan kepada Bapak Ibu judul yang menarik.

b. Cover buku boleh  sudah Bapak ibu buat, penerbit tinggal poles biar cantik dan menarik dg kesepakan Bpk ibu.

c. Cover minta  dibuatkan pun, penerbit siap.
Bapak ibu silakan kirim  judul, nama penulis lengkap dg gelar, kata pengantar dari siapa. Minta warna apa, boleh ada ada foto penulis atau gambar yang lain
Suka-suka.

Demikianlah resume dari materi pertemuan 5 ini, yang sangat membantu penulis untuk melek penerbit.

Tanggal pertemuan : 14 April 2021
Resume ke : 5
Tema : Penerbit Indie
Narasumber : Mukminin, S.Pd, M.Pd
Gelombang : 18

Rabu, 14 April 2021

Seni Mengubah Karya Ilmiah Menjadi Buku

April 14, 2021 0 Comments


Semua guru pasti pernah membuat karya, baik sekripsi, tesis maupun disertasi atau minimal laporan penelitian. 

 

Nah pada kesempatan ini akan diuraikan tentang tema "Menulis Buku dari Karya Ilmiyah. Oleh narasumber handal yaitu ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd

 

Hal ini juga berlaku untuk tulisan ilmiah seperti PTK, best practice dan lainnya

 

Setelah dibuat laporan penelitian, ujung-ujungnya hanya akan masuk ke perpustakaan sekolah.

Sayang bukan kalau karya yang kita buat susah-susah hanya dibaca oleh teman satu sekolah saja.

 

Nah, ada solusi agar karya ilmiah kita dapat lebih bermanfaat. Yaitu dengan mengubah nya menjadi sebuah buku. 

 

Apa manfaat karya ilmiah VERSI BUKU??

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit

4. Jika buku bapak ibu banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi BUKU

 

CARA MENGUBAH KARYA ILMIAH VERSI BUKU

1. Kita ubah JUDUL

Judul karya ilmiah VERSI BUKU hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. 

Sebagai contoh 

JUDUL TESIS 

Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA 

Ketika diubah menjadi JUDUL BUKU

 Kiat menulis modul berbasis riset

Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada *pengembangan / pembuatan modul*, jadi ketika diubah menjadi judul BUKU, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.

Tinggal ditambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.

Contoh lain : 

Ini adalah judul PTK Bu Mimin dari Yogyakarta yaitu pengaruh penggunaan metode I pada pembentukan matematika materi KPK dan FPB kelas .... SD .....

Dari judul tersebut tentunya bapak ibu paham, fokus penelitian disini adalah METODE I pada pembelajaran Matematika SD.

Nah dari objek penelitian itu dapat diubah menjadi judul buku berikut :

 Asyik belajar matematika dengan metode I 

Jadi judul buku hanya fokus pada objek penelitian saja, dan gunakan judul yang lebih luwes ketika dibaca. Tidak perlu terlalu kaku

 

2. Ubah DAFTAR ISI

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa 

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, definisi operasional, rumusan masalah

BAB 2 landasan teori

Bab 3 metode penelitian

Berisi rumus2 statistika

Bab 4 hasil dan pembahasan

Bab 5 penutup

Berisi kesimpulan dan saran.

Nah, ubah total daftar isi tersebut. 

Bagaimana cara mengubahnya ?

 

DAFTAR ISI KARYA ILMIAH VERSI BUKU

Ikuti pedoman 2W+1H

 

Bab 1 ( Why )

Jelaskan mengenai pentingnya, alasan penggunaan media,metode, Strategi, atau model yang menjadi fokus.penelitian. dapat ditambahkan pula masalah- masalah mengapa harus menggunakan media, metode, strategi atau model tersebut. 

Jelaskan pula manfaat dari yang menjadi objek penelitian

HAPUS RUMUSAN MASALAH, DEFINISI OPERASIONAL DAN TUJUAN PENELITIAN pada BAB I

 

Bab 2( APA

Di bab 2 Merupakan penjabaran teori2 dari landasan teori yang ada di bab 2 karya ilmiah. 

Sebagai contoh, biasanya di bab 2 VERSI KARYA ILMIAH, ada penjelasan tentang media, jenis media, manfaat media, penjelasan media tertentu, karakteristik suatu media tertentu, hasil belajar, dan lain-lain. Nah, teori-teori ini dapat dijadikan beberapa bab dalam sebuah KARYA ILMIAH VERSI BUKU. 

Misal : bab 2 hanya menjelaskan apa itu media. Isinya tentang pengertian, jenis, manfaat dan karakteristik suatu media tertentu

 

Bab 3 menjelaskan belajar dan pembelajaran. Isinya tentang hasil belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dll

 

Bab 4 apa itu pembelajaran matematika. Isinya menjelaskan tentang belajar matematika, kesulitan dalam belajar matematika, paradigma belajar matematika, dan lain-lain.

Jika masih ada teori yang perlu dijelaskan DARI BAB 2 VERSI KARYA ILMIAH, dapat dilanjutkan di BAb 5,6, dan seterusnya.

 

Selanjutnya adalah ( How). Ini dapat dituliskan di bab berikutnya setelah penjabaran dari beberapa teori.

 

Isinya menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, dan bagaimana penerapannya.

 

HILANGKAN SEMUA rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah

 

3. Ubah sedikit ISI karya ilmiah

A. Dalam mengubah karya ilmiah  menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya  berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan  judul implementasi Media  stereofoam  pembelajaran  Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah  tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis),  Pembelajaran (materi tentang  belajar mengajar),  Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).

B. Hilangkan semua kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah

C. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat

Biasanya bapak ibu akan menemui kesulitan ketika mengubah BAB 4 VERSI KARYA ILMIAH MENJADI BUKU. Caranya bagaimana?

Kembali lagi, ikuti HANYA PEDOMAN HOW. 

Jadi cukup ambil isi di bab 4 itu tentang bagaimana pembuatan yang menjadi objek penelitian, ceritakan bagaimana ketika diaplikasikan dalam sebuah pembelajaran, kira-kira menemui kendala apa, masalah apa, kelebihan apa, dan bagaimana hasilnya ketika yang menjadi fokus penelitian itu diterapkan di pembelajaran (dilihat dari hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran, respon siswa dan sebagainya).

Bapak ibu dapat menyematkan sedikit hasil penelitian bapak ibu ketika menjelaskan tentang bagaimana hasil penerapannya.

 

4. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku

Nah, biasanya pengubahan karya ilmiah versi buku ini membuat kesalahpahaman seorang penulis. Ada yang memahami bahwa KTI menjadi buku ya tinggal copy paste isi di KTI kita, lalu ganti judul, hapus yang tidak perlu, selesai deh. 

Untuk isi masih sama persis, bahkan daftar pustaka juga sama.

 

Caranya bagaimana agar tidak terkena self plagiarisme

1. Dapat menggunakan teknik parafrasa

2. Tambah rujukan baru ke dalam karya ilmiah versi buku kita. Jadi akan ada informasi terbaru yang kita sematkan dalam karya ilmiah versi buku tersebut. 

3. Pilah isi dari karya ilmiah asli yang benar-benar dianggap penting untuk dicantumkan dalam karya ilmiah versi buku

Dengan demikian, meskipun beberapa daftar pustaka ada yang sama, namun isi karya ilmiah versi buku kita akan berbeda karena kita sudah memparafrase kan isinya. 

Selain itu, dengan adanya tambahan rujukan baru, akan semakin memperkaya daftar pustaka karya ilmiah versi buku

 

5. Laporan Karya Ilmiah yang dibukukan, haruslah yang sudah dipublikasikan, minimal tingkat sekolah atau MGMP di wilayah masing-masing.

 

6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut

 

7. Jika ada rujukan baru, maka rujukan yang diambil boleh menggunakan blog,  namun situs blognya haruslah situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, 

Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya

JANGAN gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll

 

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit masing-masing

Terakhir 

Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya. Demikianlah materi yang luar biasa dari narasumber kita yaitu ibu Noralia. 


Tanggal pertemuan : 12 April 2021

Resume ke : 4

Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Gelombang : 18

Selasa, 13 April 2021

Mengenal Dasar Dasar Penulisan

April 13, 2021 0 Comments


Seringkali seseorang merasa susah menulis. Padahal pada kenyataannya menulis tidak sesusah yang dibayangkan. Berikut ini adalah beberapa penyebab susah menulis, yaitu :

1. Susah ide

2. Miskin kosakata

3. Sulit merangkai kata

4. Susah memulai

5. Bingung mau menulis apa

6. Tidak percaya diri

7. Merasa tulisannya jelek

8. Merasa tulisan tidak layak untuk dibaca

Untuk mengatasi kesusahan menulis, maka hal yang harus dilakukan adalah menulis, menulis, menulis.

Selanjutnya rumus dasar kepenulisan itu 5 W dan 1 H

 

A . Unsur-unsur dalam Penulisan yaitu 5W1H sendiri meliputi:

What (apa)

Where (dimana)

When (kapan)

Who (siapa)

Why (mengapa)

How (bagaimana)

Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan penghapalan ke 6 unsur ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA Apa Dimana Kapan Siapa Mengapa Bagaimana

What : Peristiwa apa yang sedang terjadi? Apa dampaknya? apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian?

Who dalam 5W1H memfasilitasi untuk memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang yang tulis.

When

Kapan kejadian dari peristiwa yang diceritakan

Where

Dimana kejadian/ peristiwa yang diceritakan

Why

Suatu peristiwa pasti terjadi bukan tanpa alasan.

How atau bagaimana

Penggunaan unsur how ini akan membantu pembaca memahami alur cerita

Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca.


B. Sekarang tentang kesalahan yang sering di lakukan oleh penulis pemula

1. Penulis pemula sering menulis dengan paragraf panjang-panjang.

2. Tanda baca yang sering keliru.

3. Penggunaan kata yang masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.

4. Sering ditemukan kata yang tidak efektif.

 

C. Tips Menulis

1. Banyak membaca

2. Terus berlatih menulis setiap hari

3. Perhatikan paragraf pembuka, isi dan penutup

4. Perhatikan pedoman umum PUEBI

5. Perhatikan SPOK

6. Setelah selesai menulis bacalah naskah berulang-ulang minimal tiga kali.

 

D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Bagi Penulis Pemula.

1. Penggunaan huruf kapital/ besar :

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Contoh : 

Dia sedang mengikuti pelatihan menulis.

Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Contoh :   

Sukarno

Dayang Sumbi

Raden Ajeng Kartini

c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Contoh :

“Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Contoh: 

Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.

Allah selalu bersama hamba-Nya.

e. Huruf kapital dipakai sebagai *huruf pertama setiap kata* (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,

seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh : 

Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.

Tulisan itu di muat dalam koran Radar Bali.

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Contoh : 

S.H. = Sarjana Hukum

S.Kom. = Sarjana Komputer

Dt.        = Datuk

Tb.        = Tubagus


Selanjutnya akan dibahas tentang kata depan di

Penggunaan kata depan di

Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan.

Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).

 a. Contoh : ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat)

b. Penulisan di dipisah jika:

Kata di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang.

Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.

Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).

Kesimpulan di sebagai imbuhan + kata kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.

Bapak / ibu saya akan lanjutkan materi tentang penggunaan tanda seru.

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contoh:

Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua!

Ayo belajar!


Tanggal pertemuan : 9 April 2021

Resume ke : 3

Tema : Dasar Penulisan

Narasumber : Rita Wati, S.Kom

Gelombang : 18

Rabu, 07 April 2021

Menangkap Ide Menulis Bagi Seorang Guru

April 07, 2021 3 Comments

Pada dasarnya ide itu bertebaran di sekitar kita. Tetapi karena belum biasa menulis, maka kita kesulitan untuk menemukannya.

Sesungguhnya ide yang paling mudah dan enak itu adalah diri sendiri. Tetapi juga bisa muncul dari orang lain.

Contoh-contoh munculnya ide dari Om Jay antara lain :


1. Ide muncul dari diri sendiri.
Hal itu bisa berupa tulisan yang terjadi dari bangun tidur sampai tidur lagi.

2. Ide yang muncul dari orang lain.
Hal ini tertuang pada tulisan yang terinspirasi dari keteladanan seorang kepala sekolah. Selain itu juga munculnya ide tulisan dari orang lain, misalnya teman sekantor. Tetapi harus diingat, yang ditulis adalah tentang kebaikannya, dan menutupi kekurangannya.

Om Jay berkisah, bahwa beliau memiliki seorang teman yang mampu mengispirasi, sehingga beliau menjadi seorang penulis. Temannya itu bernama pak Ukim Komarudin, dengan kalimat sederhana namun mampu menginspirasi Om Jay sehingga menjadi penulis hebat seperti sekarang " Belajarlah menulis, jangan cuma bisa servis komputer, mudah-mudahan suatu saat bisa menerbitkan buku ".

3. Ide dari peserta didik.
Hal itu terinspirasi dari kisah peserta didiknya yang bernama Bobi. Siswa yang dulu terkenak bandel, namun ketika dewasa mampu menjadi orang sukses.

Banyak kisah bisa ditulis,  banyak kisah bisa diceritakan, banyak bertebaran di depan mats, baik dari diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu sebenarnya banyak sekali ide menulis disekitar kita.

4. Ide muncul dari kisah tetangga kita.
Apapun itu, satu hal yang harus diingat, tetap menulis kisah yang baik saja.

5. Ide menulis yang muncul dari keluarga.
Keluarga adalah lingkungan terdekat dengan kita, maka banyak hal yang bisa menjadi tulisan yang menginspirasi. Sebab rumahku adalah surgaku

Banyak ide di depan mata kita, kuncinya adalah melatih kepekaan kita dalam menulis, agar mampu menjadi penulis yang hebat.

Tanggal pertemuan : 7 April 2021
Resume ke : 2
Tema : Pentingnya Ide Menulis Bagi Seorang Guru
Narasumber : Wijaya Kusumah, M.Pd
Gelombang : 18

Selasa, 06 April 2021

Cara Menjadi Penulis Hebat

April 06, 2021 2 Comments

 

 
Malam ini, 5 April 2021 adalah pertemuan perdana di gelombang 18. Bertemu dengan para penulis hebat dan motivator handal. Untuk kesempatan perdana ini materi akan di sampaikan oleh bu kanjeng sapaan akrabnya. Beliau adalah penulis dan inspirator hebat di dunia literasi. Meskipun usianya tidak muda lagi, namun semangatnya berbagi melalui literasi itu sangat luar biasa. Sungguh malu dan merasa kecil bagai sebutir debu, saat saya sadar bahwa selama ini aku ternyata jalan di tempat.


Bu kanjeng atau Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd adalah salah satu penulis hebat yang ternyata pernah satu kelas di salah satu program menulis di MMB asuhan bang Tubagus Salim. Tetapi beliau sangat luar biasa, kecintaannya pada dunia literasi sungguh membuatku mati gaya. Terimakasih bunda, maaf ini sapaan hangat kami saat satu kelas MMB waktu itu. Sekarang aku sadar menulis itu bukan sekadar cita-cita tetapi lebih pada aktifitas nyata yang teraplikasi dan terlahir dari hati. Niat tulus dan suci untuk berbagi.

Beliau sangat luar biasa disaat berduka pun tetap mampu berkarya, semoga ananda tercinta bahagia di surga-Nya. Aamiin.

Materi yang beliau sampaikan sangat luar biasa. Bahasanya ringan, santun dan menyejukkan. Tidak banyak kata yang dapat saya rangkai dalam resume ini, tetapi kehadiran bu kanjeng sudah membuatku terbangun dari cita-cita yang sebatas mimpi. Semoga saya bisa mengikuti jejak bu kanjeng dengan tetap konsisten menulis untuk berbagi dan mengispirasi.

Menurut beliau penulis yang hebat itu terlahir dari niat tulus berbagi dan semangat. Kesulitan dalam menulis terkadang muncul karena kita merasa tidak punya ide, tidak ada hal hebat yang bisa dituliskan, tidak ada yang menarik. Oleh sebab itu agar menjadi penulis yang baik, sebaiknya kita banyak-banyak merenung dan menjadi pendengar yang baik.

Selanjutnya sebuah ide itu bisa muncul dari para sahabat dan juga apa yang ada dipiliran kita. Oleh sebab itu, maka menulislah dari hal-hal yang ada disekitar kita. Sesuatu yang mudah dan bermanfaat.

Kemudian agar tulisan itu baik, maka harus melalui proses :
1. Membangun mental yang kuat untuk menulis
2. Memperkuat ingatan
3. Menentukan tokoh dan karakter
4. Membuat outline

Untuk membuka sebuah tulisan, maka awali dengan kata-kata bijak, hadis, penggalan al quran yang sesuai dengan tema.

Proses selanjutnya tentukan judul dan sekmen pasar.
Beberapa tujuan menulis yaitu :
1. Ajang silaturahmi
2. Terapi jiwa
3. Sarana berbagi kebaikan
4. Sedekah
5. Dakwah
6. Mengatasi lupa

Yakinlah semua akan ada masanya. Indah pada waktunya, maka tetap menulis, biarkan tulisan atau buku kita itu menemukan takdirnya. Sebab menulis adalah mengikat makna dan menghimpun gagasan serta wujud terimakasih kepada guru maupun orang-orang tersayang.

Karena pada dasarnya menulis itu ada ritmenya, maka seorang penulis juga bagai derijen yang menentukan iramanya.

Cara menulis buku
1. Tentukan tema
2. Membuat outline

Membuat outline caranya yaitu :
1. Memilih topik
2. Menentukan sifat ( reserfatif, persuasif, informatif, penelitian atau konbinasi )
3. Fokus

Demikian resume yang dapat saya buat pada pertemuan perdana ini. Semoga bermanfaat.

Tanggal pertemuan : 5 April 2021
Resume ke : 1
Tema : Cara Jadi Penulis
Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Gelombang : 18

Minggu, 04 April 2021

Menulis Ceria

April 04, 2021 0 Comments


Si Merah Pesona Si Merah Merona




Buah jambu air yang berhasil masak merona dan mengggoda, bukan karena kebetulan. Butuh proses dan perjuangan panjang. Mulai dari berbunga sampai tumbuh menjadi bakal buah yang mungil berselimut mahkota lembut sebagai pelindungnya. Selanjutnya tidak semua bakal buah itu dapat tumbuh menjadi buah muda yang masih masam rasanya. 


Tidak jarang bakal buah pun gugur, baik sebab ulah tangan-tangan iseng, maupun faktor alam. Bagi buah muda yang mampu bertahan akan terus berproses menjadi buah jambu yang segar dan menggoda. Sehingga pada akhirnya pesonanya akan menarik perhatian para penikmatnya. 


Ada yang benar-benar ingin menikmatinya karena rasa manis dan segarnya, namun ada pula yang hanya memetiknya lalu menyimpannya. Bahkan ada pula yang sekadar mencicipinya semisal serangga pengganggu dan hama lainnya.


Berunutung bagi si jambu merah yang dirawat dan dinikmati manfaatnya oleh pemiliknya. Dia akan akan selalu dicari dan dirindukan setiap musimnya.


Akan tetapi betapa malangnya nasib si jambu merah yang segar merona bila dipetik oleh penikmat yang tidak tepat ataupun berada ditempat yang kurang tepat. Kesegarannya akan memudar seiring berjalannya waktu dan selanjutnya akan layu, membusuk dan terbuang.


Hal itu pun tidak ubahnya dengan kita, sebagai manusia biasa yang berusaha berjuang untuk setiap kebaikan diri agar menjadi layak. Namun jika kita berada di lingkungan dan orang-orang yang tidak tepat, maka sememesona apa pun kita, kita tetap dipandang setengah mata. Oleh sebab itu mari kita berusaha selalu menjadi pribadi yang baik, bersama orang-orang yang baik sehingga tercipta lingkungan yang baik. Contoh jika ingin menjadi penulis, maka bergabung di grup belajar menulis gelombang 18, ini adalah wadah yang tepat. Hingga pada akhirnya kita akan dihargai bukan sekadar dibutuhkan. Sebab hidup adalah perjuangan, maka hidup mulia atau mati syahid.