Seringkali seseorang merasa susah menulis. Padahal pada kenyataannya menulis tidak sesusah yang dibayangkan. Berikut ini adalah beberapa penyebab susah menulis, yaitu :
1. Susah ide
2. Miskin kosakata
3. Sulit merangkai kata
4. Susah memulai
5. Bingung mau menulis apa
6. Tidak percaya diri
7. Merasa tulisannya jelek
8. Merasa tulisan tidak layak untuk dibaca
Untuk mengatasi kesusahan menulis, maka hal yang harus dilakukan adalah menulis, menulis, menulis.
Selanjutnya rumus dasar kepenulisan itu 5 W dan 1 H
A . Unsur-unsur dalam Penulisan yaitu 5W1H sendiri meliputi:
• What (apa)
• Where (dimana)
• When (kapan)
• Who (siapa)
• Why (mengapa)
• How (bagaimana)
Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan penghapalan ke 6 unsur ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA Apa Dimana Kapan Siapa Mengapa Bagaimana
What : Peristiwa apa yang sedang terjadi? Apa dampaknya? apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian?
Who dalam 5W1H memfasilitasi untuk memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang yang tulis.
When
Kapan kejadian dari peristiwa yang diceritakan
Where
Dimana kejadian/ peristiwa yang diceritakan
Why
Suatu peristiwa pasti terjadi bukan tanpa alasan.
How atau bagaimana
Penggunaan unsur how ini akan membantu pembaca memahami alur cerita
Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca.
B. Sekarang tentang kesalahan yang sering di lakukan oleh penulis pemula
1. Penulis pemula sering menulis dengan paragraf panjang-panjang.
2. Tanda baca yang sering keliru.
3. Penggunaan kata yang masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.
4. Sering ditemukan kata yang tidak efektif.
C. Tips Menulis
1. Banyak membaca
2. Terus berlatih menulis setiap hari
3. Perhatikan paragraf pembuka, isi dan penutup
4. Perhatikan pedoman umum PUEBI
5. Perhatikan SPOK
6. Setelah selesai menulis bacalah naskah berulang-ulang minimal tiga kali.
D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Bagi Penulis Pemula.
1. Penggunaan huruf kapital/ besar :
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh :
• Dia sedang mengikuti pelatihan menulis.
• Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh :
• Sukarno
• Dayang Sumbi
• Raden Ajeng Kartini
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh :
• “Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
• Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.
• Allah selalu bersama hamba-Nya.
e. Huruf kapital dipakai sebagai *huruf pertama setiap kata* (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh :
• Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.
• Tulisan itu di muat dalam koran Radar Bali.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh :
• S.H. = Sarjana Hukum
• S.Kom. = Sarjana Komputer
• Dt. = Datuk
• Tb. = Tubagus
Selanjutnya akan dibahas tentang kata depan di
Penggunaan kata depan di
• Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan.
• Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).
a. Contoh : ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat)
b. Penulisan di dipisah jika:
• Kata di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang.
• Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.
Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).
Kesimpulan di sebagai imbuhan + kata kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.
Bapak / ibu saya akan lanjutkan materi tentang penggunaan tanda seru.
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua!
• Ayo belajar!
Tanggal pertemuan : 9 April 2021
Resume ke : 3
Tema : Dasar Penulisan
Narasumber : Rita Wati, S.Kom
Gelombang : 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar