Follow Us @soratemplates

Rabu, 09 Juni 2021

Manisnya Komitmen Menulis di Blog

Juni 09, 2021 1 Comments

 


Malam ini adalah pertemuan ke 20 pada program pelatihan belajar menulis pimpinan Om Jay gelombang 18. Narasumber keren dan hebat bapak Dedi Dwitagama. Beliau seorang bloger yang mengawali karir ngeblognya pada september 2005.

Tema malam ini adalah Komitmen Menulis di Blog.

Metode yang beliau gunakan sangat interaktif. Sehingga peserta bisa langsung sharing tentang menulis di blog sesuai dengan kondisi masing-masing peserta.

Alhasil apa yang disampaikan bisa langsung menjadi solusi dan mempermudah menulis di blog bagi para peserta.

Pada tahun 2007 wordpress muncul dan beliau migrasi ke wordpress hingga kini. Beliau mengelola belasan blog beraneka fokusnya, tetapi yang paling pak Dedi isi adalah https://dedidwitagama.wordpress.com/

Beliau juga menulis di kompasiana https://www.kompasiana.com/dwitagama, sejak 2008.

Jadi sudah terbukti pak Dedi begitu komitmen menulis di blog.

Berdasarkan pemaparan belia, melalui beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta, maka dapat kita ambil intisarinya sebagai berikut :

1. Kiat sukses menjadi blogger.
Kiat sukses menjadi blogger itu bermacam-macam sesuai target pribadi pembuatnya, secara umum blogger sangat bahagia jika tulisannya dibaca orang dan saat searching topik tertentu, blognya tercantum pada halaman pertama pencarian, ada juga yang sukses karena menghasilkan uang banyak, ada yang sukses karena menghasilkan buku banyak, diundang jadi pembicara kemana-mana, dsb kaitannya konsisten menulis membuat tulisan yang menarik minat pembacanya.

2. Tulisan apa saja yang bisa ditulis diblog.
Semua tulisan bisa dimuat di blog, sesuai minat, keperluan, atau sesuai mood si penulis, karena blog itu milik penilis, jadi suka-suka yang punya blog aja.

3. Gambar dan video pada blog
Gambar dan video pada blog sebaiknya perlu disertakan pada setiap postingan kita, karena itu sangat menarik perhatian dan mempermanis penampilan blog kita.

4. Perlunya statistik pengunjung.
Statistik pengunjung memang bisa membuat percaya diri blogger lebih meningkat, komitmen yang dibuat harus dipenuhi secara kontinue, misalnya berkomitmen menulis satu postingan setiap bulan, ya usahakan setiap tanggal tertentu tulisan kita harus tayang.

Kemudian pada (wordpress dan kompasiana bisa menjadwal kapan tulisan kita akan ditayangkan), saat kita punya banyak ide, punya waktu, kita bisa menulis sekaligus lima postingan dan menayangkan selama lima bulan ke depan, sehingga andai kita sibuk ke depannya, maka komitmen ibu tetap terlaksana karena ada tabungan postingan kita.

5. Abaikan info yang mengganggu fokus
Cuwekin aja info 99 % itu, posting aja terus, kalo mau ambil yang berbayar silahkan, kalau benar-benar penuh, bikin aja blog baru dengan angka 2 di belakang nama blog anda, lanjut posting deh.

Catatan dari pak Dedi "Saya belajar dr DR. Budi Rahardjo blogger yang dosen ITB, beliau bilang: jika ada yang geratis kenapa harus bayar?  blog beliau keren banget https://rahard.wordpress.com/

How do I manage? "Prinsipnya saya ingin hidup saya bermanfaat buat sesama dan bisa memanfaatkan waktu saya untuk hal-hal yang baik, jadi saat menjemput anak, istri, di tempat parkir saya menulis degan HP sambil dengar musik di mobil, atau di ruang tunggu bandara saya posting sebanyak mungkin artikel dengan saya jadwalkan sesuai komitmen saya, ternyata efeknya LUWAR BIASA, saya keliling Indonesia kecuali Manado dan beberapa negara di dunia, berawal Jepang, ASEAN hingga Korea." Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Semoga menjadi virus untuk kita para penulis pemula. Karena semua berasal dari belum bisa. Dan akan terbiasa dan tak mustahil luar biasa.

6. Gunakan blog sesuai kebutuhan.
Jika kita mengajar di SMP atau SLTA gampang, gunakan blog untuk berkomunikasi dengan murid, pasang embed youtube materi pelajaran, kasih linknya di blog kita untuk masuk ke soal dengan google form, kasih juga link daftar hadir di blog, maka semua murid kita akan terpaksa masuk ke blog kita dan mengerjakan tugas yang kita berikan, mereka cukup diberi link posting yabng kita siapkan. Ini contohnya https://dedidwitagama.wordpress.com/2021/05/24/latian-soal-anuitas/

7. Tips menjaga komitmen, yaitu :
a. Jangan mikirin mutu tulisan, tulis aja apa yang mau anda tulis.
b. Tak perlu di edit, langsung aja posting kalau ada perbaikan baru edit.
c. Balas komentar yang bagus, komentar yang jelek bisa diedit atau buang aja.

8. Jadwal menulis
a. Menulis tidak perlu terjadwal, kapan aja ada ide, tulis pake HP, kadang saat pup / BAB pun pk Dedi menulis, saat menunggu itu menyenangkan sekali buat nulis, saat mengajar 15 menit sebelum absen pulang juga nulis satu posting, intinya kapan pun dimanapun pokoknya nulis.

8. Seperti apa menulis yang bagus?
Menulis bagus itu karena jam terbang, mulailah menulis, lakukan berulang-ulang, maka tulisan anda pasti akan lebih baik, cara membagi waktu: selesaikan tugas yang datang lebih dulu, setelah selesai menulislah, tak perlu diedit, langsung ditayangkan, saat suami dan anak sudah tidur kita bisa menulis satu dua paragraf, beri foto, dan judul, langsung tayangkan atau saat selesai mengajar atau ketika menunggu rapat dimulai, menulis lebih baik daripada baca WA group yang isinya banyak hoax.

9. Desain blog yang menarik
Tulis apa yang menjadi passion anda, maka itu akan jadi nice yang bagus, lakukan sepenuh hati berulang-ulang maka anda akan jadi ahli, desain blog menarik sangat relatif sesuai selera; lihat blog orang yang bagus, kalau anda suka buat blog anda seperti blog yang menurut anda bagus, lakukan ATM  (Amati, Tiru dan Modifikasi), kalau sudah bosan, ganti sesuai selera. Blogwalking bisa bikin anda jadi tahu blog yang bagus, silaturahmi kalau kata orang muslim.

10. Cara merawat blog yang lebih dari satu
Seperti punya rumah, satu buat sehari-hari, satu lagi di puncak sebagai villa untuk istirahat atau refreshing, rumah ke tiga di kampung untuk bercengkrama saat mudik lebaran, boleh satu dibali khusus ketik mau berjemur di pantai kalau tak diisi kan sayang, agar tak mubazir kita harus sempatkan menikati rumah" itu, happy deh.

Sebaiknya fokuskan stiap blog pada anglenya masing-masing, misalnya: satu berisi cerpen, kedua bahan ajar, ketiga resep, keempat busana, dsb. Usahakan isi terus sesuai fokus, tapi saat ada yang di luar fokus kita bisa posting dimana saja. Usahakan sebulan sekali muncul posting baru. Umumnya, jika sebulan terakhir masih ada postingan, maka blog seseorang dianggap aktif.

11. Alat yang sebaiknya digunakan untuk menulis di blog
Gunakan HP, note book atau Personal komputer, kalau masih pusing juga coba minta tolong istri, anak, saudara, tetangga, murid atau siapa saja yang penting kesukaan menulis ada buktinya dan bisa dibaca orang lain  kalau sudah banyak, maka dibuat buku.

12. Cara mudah menulis agar tidak capek, maka ada baiknya mendownload aplikasi yang bisa merubah suara menjadi tulisan.

Closing statement dari pemateri kita malam ini "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat buat sesama, blog bisa jadi media seseorang bermanfaat dan meninggalkan jejak kebaikan selama di bumi, selamat buat yg sudah punya blog, selamat memulai buat yang baru mau."

Resume : 31 Mei 2021
Materi : Komitmen Menulis Di Blog
Narasumber : Dedi Dwitagama
Pertemuan ke : 20
Gelombang : 18

Mengukir Poin Buku untuk Naik Pangkat

Juni 09, 2021 1 Comments

 


Ini adalah pertemuan ke- 19 pada program belajar menulis yang di pimpin oleh Om Jay pada gelombang 18. Materi yang daging semua, disampaikan oleh narasumber ahli yaitu bapak Imron Rosidi.

 Buku untuk kenaikan pangkat .

Pada dasarnya salah satu syarat untuk dapat naik pangkat seorang PNS yaitu dengan menerbitkan buku yang ber ISBN.

Selanjutnya buku yang dapat digunakan untuk naik pangkat bagi PNS itu ada dua, yaitu jenis Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif.

Publikasi Ilmiah, antara lain :
1. Buku hasil penelitian
2. Buku pelajaran
3. Buku pengayaan
4. Buku pedoman guru.

Sedangkan Karya Inovatif meliputi :
1. Buku kumpulan puisi
2. Buku kumpulan cerpen
3. Buku novel.

Contoh buku publikasi ilmiah  pada masing-masing jenisnya, yaitu :

# Buku hasil penelitian dapat  dibuat dari mengubah laporan penelitian menjadi buku.
# Buku pelajaran harus ber- ISBN

# Buku pengayaan dapat berupa modul/diktat, buku pendidikan, karya terjemahan.

# Buku pedoman guru tentunya buku-buku yang sesuai dengan aturan dan perundang-undangan.

Yang termasuk buku karya inovatif meliputi :
# Kumpulan cerpen, ketentuannya adalah 5 cerpen atau lebih kategori sederhana. Lebih dari 10 cerpen kategori kompleks.

# Kumpulan puisi, ketentuannya 20 puisi atau lebih kategori sederhana. Lebih dari 40 puisi kategori kompleks.

# Novel, ketentuannya satu novel kategori sederhana. Dua novel katergori kompleks.

 Angka Kredit Buku

Masing-masing buku mempunyai angka kredit yang berbeda-beda. Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Buku hasil penelitian
Ketentuannya berupa buku yang diterbitkan ber- ISBN dan diedarkan secara nasional atau ada pengakuan dari BSNP AK 4

2. Buku teks pelajaran
- Buku berisi buku pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi peserta didik pada suatu jenjang pendidikan tertentu
- BSNP AK 6, ber IEBN AK 3, tidak ber- ISBN AK 1.

Modul dan Diktat

Modul dibuat bertujuan agar siswa dapat belajar sendiri. Agar mempermudah/memperkaya materi mata pelajaran/ bidang studi yang disampaikan oleh guru. Modul minimal dibuat per semester atau bisa dibuat per tahun.
Besarnya nilai angka kredit modul adalah :
- Tingkat provinsi AK 1,5
- Tingkat kota/kabupaten AK 1
- Tingkat sekolah AK 0,5

 Buku Bidang Pendidikan

Buku dalam bidang pendidikan merupakan buku yang berisi pengetahuan terkait dengan bidang kependidikan. Dengan ketentuan buku yang dicetak dan ber - ISBN AK 3. Buku yang dicetak dan belum ber - ISBN AK 1,5.

Karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya dari bahasa Indonesia ke bahasa asing atau bahasa daerah yang akan digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Menunjang pembelajaran dengan AK 1

 Buku Pedoman Guru

Buku pedoman guru adalah buku tulisan guru yang berisi rencana kerja tahunan guru. Buku pedoman guru disajikan dalam bentuk makalah, diketik dan dijilid. Hanya boleh satu dalam setiap pengajuan, AK 1,5

Buku Karya Inovatif

Untuk buku karya inovatif. Itu dapat berupa novel, cerpen dan kliping.

# Satu buah novel, naskah drama/film, buku cerita bergambar (KOMIK) yang diterbitkan dan ber- ISBN.
# Buku kumpulan cerpen minimal 5 cerpen atau buku kumpulan puisi minimal 20 puisi diterbitkan dan ber - ISBN.
# Satuan kliping minimal 5 cerpen atau kliping minimal 20 puisi yang dimuat di media masa ber-ISSN.

Resume : 28 Mei 2021
Pertemuan ke : 19
Materi : Poin Buku Kenaikan Pangkat PNS
Narasumber : Imron Rosidi
Gelombang : 18

Rabu, 26 Mei 2021

Keajaiban Teknik Promosi Buku

Mei 26, 2021 5 Comments

Malam ini adalah malam ke 18. Sama seperti gelombang belajar kita yang berada pada posisi ke 18. Sungguh materi yang menggiurkan, dengan tema "Teknik Promosi Buku".


Narasumber yang hebat dan luar biasa. Penulis buku best seller. Salah satu bukunya berjudul "Man Jadda Wajada" yang sudah masuk cetakan ke -13 dan beredar 55.000 eksemplar. Bukan berhenti sampai di situ, beliau juga masih menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang. Pengalaman dan jam terbang di dunia literasi yang tidak dapat diragukan lagi. Sangatlah beruntung kita mendapatkan materi dari baliau, dengan penjelasan yang sangat gamblang.


1. STRATEGI PEMASARAN BUKU


Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu:

- Product (Strategi Produk)

- Price (Strategi Harga)

- Place of Distribution (Distribusi)

- Promotion (Promosi). 


Sebelum kita bahas empat strategi di atas, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua. 


2. STRATEGI PRODUK.


Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. 


Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.


3. STRATEGI HARGA. 


Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi, yaitu

- Harga buku secara umum

- Buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).


Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain).


4. STRATEGI DISTRIBUSI


Distribusi secara umum dibagi menjadi dua:

- Distribusi tradisional

- Distribusi non tradisional. 


Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. 

Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 

a. Melalui MLM (Multilevel Marketing)

b. Melalui Penjualan Langsung

c. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).


5. STRATEGI PROMOSI


Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. 


a. Launching buku, adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. 


Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.


b. Bedah Buku. 

Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. 


Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.


Bisa juga dilakukan melalui FB, IG, WA Grup, Zoom dan sebagainya.


c. Melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. 


Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.


d. Membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. 


Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca. Sesekali seminar melalui Zoom.


e. Membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.


f. Jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.  


g. Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. 


Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. 


Lakukan sharing, jangan melulu jualan. Agar tidak membosankan. Jadi, pada dasarnya kita ini mempengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. 


CATATAN PENUTUP


Sekarang ini sebagai seorang penulis, kita kalau bisa memiliki beberapa keterampilan, yaitu:


Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.


Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21. 


Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.


Materi yang luar biasa, daging semua. Sampai jujur, sayang untuk merusumenya.  


Resume : 26 Mei 2021

Pertemuan ke : 18

Tema : Teknik Promosi Buku

Narasumber : Akbar Zainudin

Gelombang : 18

Jurus Jitu Langkah Menyusun Buku

Mei 26, 2021 1 Comments

 


Malam ini adalah materi ke dua setelah libur hari raya idul fitri. Pertemuan ke 17 pada gelombang 18. Kembalu belajar dengan narasumber keren dan hebat, bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. 

 

Materi dengan tema "Langkah Menyusun Buku". 

 

Untuk sukses menuju tujuan yang telah diimpikan, maka tentunya harus melalui sejumlah langkah. Impian setiap penulis pasti sama, yaitu bisa menerbitkan buku solo sendiri yang ber-ISBN. 

 

Langkah-langkah menulis buku menurut bapak Yulius adalah sebagai berikut, yaitu : 

  1. Menulis dengan kenikmatan dan tanpa beban. 
  2. Jika naskahnya memiliki TOC (Table of Contents), baca ulang urutan judul dan sub judulnya. Mungkin saja ada judul yang cocok di Bab lainnya. Termasuk potongan-potongan naskahnya, hindari ada pengulangan isi paragraf yang persis sama di Bab lainnya. 
  3. Pastikan ukuran kertasnya A5 dengan jumlah halaman khusus isi buku minimal 75 halaman 
  4. Ketika menerbitkan buku solo Upayakan ada Kata Pengantar dari orang lain. 
  5. Tambahkan Prakata selaku penulis. 
  6. Jika memiliki gambar pendukung, cantumkan sumber gambarnya 
  7.  Editing dan Finalisasi 
  8. Baca ulang naskahnya untuk memastikan urutan Bab, judul dan sub judulnya sudah sesuai. 

 

Materi yang luar biasa, semoga kita mampu menjadi penulis yang hebat dan bermanfaat.

 

Resume : 24 Mei 2021
Pertemuan ke- : 17
Tema : Langkah Menyusun Buku
Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd
Gelombang : 18

Minggu, 23 Mei 2021

Mengenal Konsep Buku Nonfiksi

Mei 23, 2021 2 Comments




Pertemun ke -16 setelah hari raya idul fitri dilaksanakan pada pukul 19.00. Oleh narasumber hebat yang berhasil menembut peberbit mayor bersama Prof. Eko.

Beliau guru hebat, maka tidak salah kalau kita belajar dari beliau. Pada pertemuan ini dengan tema Konsep Buku Nonfiksi.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.    Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contoh: Buku Pelajaran

2.    Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan

3.    Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Langkah-langkah menulis nonfiksi

a. Pratulis, meliputi :

1.    Menentukan tema
2.    Menemukan ide
3.    Merencanakan jenis tulisan
4.    Mengumpulkan bahan tulisan
5.    Bertukar pikiran
6.    Menyusun daftar
7.    Meriset
8.    Membuat Mind Mapping
9.    Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

b. Menulis Draf

1.    Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2.    Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

c. Merevisi Draf

1.    Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2.    Memeriksa gambaran besar dari naskah.

d. Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1.    Ejaan
2.    Tata bahasa
3.    Diksi
4.    Data dan fakta
5.    Legalitas dan norma

Itu adalah langkah-langkah menulis nonfiksi. Selanjutnya kita bahas hambatan-hambatannya.

Hambatan-hambatan dalam menulis, yaitu :
1.    Hambatan waktu
2.    Hambatan kreativitas
3.    Hambatan teknis
4.    Hambatan tujuan
5.    Hambatan psikologis

Banyak hambatan bukan berarti menjadi alasan kita untuk tidak menulis, karena setiap hambatan pasti ada solusinya.

Cara mengatasi, yaitu :

1.    Banyak membaca
2.    Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3.    Disiplin menulis setiap hari.
4.    Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak).

Demikian materi keren di pertemuan ke -16. Semoga kita mampu menjadi penulis hebat dan berkualitas.

"Orang boleh pandai setinggi langit, selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramoedya Ananta Toer)

Resume : 21 Mei 2021
Pertemuan ke : 16
Tema : Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber : Musiin, M.Pd.
Gelombang :18

Jumat, 07 Mei 2021

Pentingnya Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Mei 07, 2021 2 Comments

 


Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Karena ketika kita menulis, maka menulis saja, jangan mengedit. Sebab menulis dan mengedit adalah dua aktifitas yang berbeda, sehingga pada saat menulis, ya menulis saja.

Selanjutnya aktifitas yang  proofreading sangat penting. Ketimbang kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri. Lalu apakah beda antara mengedit dan proofreading?

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Menurut "Penerbitdeepublish" ada  beberap langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading, yaitu :
1. Pengeditan Konten
2. Pengeditan Baris
3. Menyalin Pengeditan
4. Proofreading

Langkah pertsma adalah merevisi draf awal teks, yang seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

Langkah kedua adalah merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah ketiga adalah memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

Langkah keempat adalah Proofreading:
1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya
penerbit
2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3.  Konsistensi nama dan ketentuan
4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Aktifitas menulis merupakan  pergulatan aksara dan tanda baca, yang terkadang tanpa disadari ada kesalahan-kesalahan kecil, apalagi ketika kita harus berpacu dengan waktu. Semisal ada challange ataupun tugas yang membutuhkan waktu cepat.

Contoh Kesalahan kecil  yang biasa dilakukan pada saat menulis di blog adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.

Kemudian alat untuk melakukan proofreading, yaitu:
1. PUEBI Daring
2. KBBI Daring

Jadi intinya menulis saja dulu, jika sudah selesai baru tahap selanjutnya, proofreading dan mengedit. Karena keduanya sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang cantik, menarik dan berkualitas.

Eka Wiyati
Resume : 7 Mei 2021
Pertemuan ke : 15
Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto, S.Pd.
Gelombang : 18

Membuka Cakrawala Literasi Melalui Program Ekoji Akademi

Mei 07, 2021 0 Comments


Pertemuan yang ke 14, di gelombang 18 oleh narasumber hebat dengan materi memikat "Program Menulis Buku Mayor Ekoji Akademi"

Pada dasarnya, setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan menulis, sama seperti halnya kita diajarkan untuk bisa membaca. Tinggal masalah memupuk keinginan untuk mau menulis atau tidak. Semua tergantung kita sebagai individu, mau jadi penonton atau pemeran.

Sebab secara tidak sadar, kits itu setiap harinya sudah menulis berhalaman-halaman. Coba direnungkan kembali, dari pagi sampai malam itu berapa kalimat yang kita buat untuk menjawab WA, SMS, email, dan lain sebagainya. Singkat kata, kita semua sudah memilki modal untuk menulis. Nah selanjutnya tinggal bagaimana kita mengelola dan mengemas tulisan-tulisan yang berserakan itu, menjadi sebuah karya dan fakta yang tidak terbantahkan.

Banyak orang yang bingung ingin menulis apa. Menurut Prof Eko, kita bisa menulis apa saja yang kita mau. Bukankah Oom Jay sudah mengajarkan cara ngeblog? Di sana kita bisa cerita mengenai kehidupan sehari-hari, pengalaman yang dialami, perasaan yang sedang berkecamuk dalam hati, keinginan untuk melakukan sesuatu, dan sebagainya.

Jadi, tulislah suatu hal yang kita SUKAI dan KUASAI. Itu intinya. Kalau kita menuliskah sesuatu yang kita sukai dan kuasai, maka semua akan mengalir dengan mudah. Sehingga menulis menjadi semudah bernapas.

Selanjutnya untuk mengikuti program Ekoji Akademi, maka kita harus memperhatikan langkah-langkah berikut, yaitu :

Cara pertama adalah SUBSCRIBE EKOJI CHANNEL, dan browsing video-video yang ada di dalamnya. Pilihlah tema atau judul yang paling menarik perhatian anda.

Kedua, setelah mendapatkan tema yang menarik anda, konsultasikan dengan bu Aam untuk memastikan belum ada guru-guru yang menuliskan buku dengan tema atau judul serupa di masa lalu.

Ketiga, setelah memastikan tema tersebut, dengarkan kembali video prof. Eko tersebut untuk mendapatkan butir-butir utama pembahasannya.

Keempat, buatlah DAFTAR ISI, dimana di dalamnya terdiri dari 6 bagian, masing-masing menceritakan mengenai: What, Why, Where, When, Who, dan How.

Contohnya adalah jika kita tertarik dengan GAMIFICATION, maka daftar isinya terdiri dari 6 bagian, yaitu:
(i) Apakah yang dimaksud dengan gamification
(ii) Mengapa gamification penting dan dibutuhkan?
(iii) Dimana konsep gamification dapat diterapkan?
(iv) Kapan saat yang tepat untuk mengadopsi gamification
(v) Siapa saja yang perlu terlibat dalam menerapkan gamification?
(vi) Bagaimana mengembangkan materi pembelajaran berbasis gamification?

Nah itulah langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk mengikuti program Ekoji Akademi.

Eka Wiyati
Resume : 6 Mei 2021
Pertemuan ke : 14
Tema : Program Menulis Buku Mayor
Narasumber : Prof. R. Eko Indrajit
Gelombang : 18

Menulis Fiksi, Mengapa Tidak?

Mei 07, 2021 0 Comments



Menulis fiksi bukanlah hal mudah, karena di sini penulis harus mempunyai tingkat imajinasi yang tinggi.

Menuangkan ide, mengembangkan tulisan menjadi naskah yang hidup agar menarik pembaca. Namun demikian, menulis fiksi pun tidak sesulit yang dubayangkan. Penulis bebas berekspresi menghadirkan sebuah karya yang layak dan nyata.

Alasan mengapa harus menulis fiksi, yaitu :
1. Salah satu komponen AKM.
2. Menemukan passion dalam bidang menulis
3. Upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri
4. Sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis

Syarat menulis fiksi
1. Komitmen dan niat
2. Kemauan dan kemampuan
3. Banyak membaca cerita fiksi
4. Mempelajari KBBI dan PUEBI
5. Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi
6. Menjaga konsistensi menulis

Bentuk dan ciri-ciri tulisan fiksi
1. Fiksimini, beberapa kata
2. Flash Fiction, jumlah kata khusus
3. Pentigraf, cerita tiga paragraf
4. Cerpen, < 7.500 kata
5. Novelet, 7.500 - 17.500 kata
6. Novela, 17.500 - 40.000 kata
7. Novel, > 40.000 kata

Unsur pembentuk cerita fiksi, yaitu
Tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, sudut pandang.

Setelah mengetahui unsur pembentuknya, maka selanjutnya adalalah proses menulis.
Proses kreatif menulis meliputi :
1. Niat
2. Membaca
3. Menemukan ide dan gendre
4. Membuat outline
5. Proses menulis
6. Swasunting
7. Publikasi

Eka Wiyati
Resume : 3 Mei 2021
Pertemuan ke : 13
Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber : Sudomo, S.Pt
Gelombang : 18

Jurus Jitu Menembus Penerbit Mayor

Mei 07, 2021 0 Comments

 


Keberhasilan seorang penulis jika mampu menerbitkan bukunya dipenerbit mayor. Namun demikian bukan berarti saat menerbitkan buku dipenerbit minor itu disebut suatu kegagalan.

Untuk menerbikan buku itu sebenarnya bisa dimana saja. Namun ada kebanggaan tersendiri, jika mampu menembut penerbit mayor. Buku yang diterbitkan pun itu beragam, boleh berupa buku teks atau buku-buku pelajaran, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi. Tetapi boleh juga buku non teks, yaitu buku fiksi maupun non fiksi.

Selanjutnya sebuah buku itu bisa ditulis dalam beberapa versi, yaitu :
1. Satu buku ditulis oleh 1 penulis.
2.  Satu buku ditulis oleh lebih dari 1 penulis.
3. Satu buku ditulis oleh lebih dari 1 lembaga.
4. Satu buku ditulis oleh satu penernit dan satu lembaga.

Kemudian dalam menulis pun ada levelnya, sedangkan level paling bawah adalah jika ada ungkapan saya tidak mau menulis. Padahal pada dasarnya tidak ada guru yang tidak bisa menulis, yang ada adalah guru yang malas menulis.

Selanjutnya secara garis besar hambatan perkembangan literasi di Indonesia adalah :
1. Minat baca rendah, lebih suka menonton.
2. Minat menulis rendah, lebih suka ngobrol.
3. Apresiasi hak cipta rendah, maraknya kasus pembajakan.

Proses naskah menjadi buku di penerbit mayor, yaitu:
1. Penulis punya naskah, lalu dikirimkan ke penerbit.
2. Ketika naskah diterima, maka penerbit akan memberi surat, yang selanjutnya akan dibuatlah kontrak antara penulis dan penerbit.
3. Proses mengedit oleh penerbit.
4. Setting
5. Pembuatan cover
6. Dammy
7. Cetak masif

Cara memilih penerbit yang baik, yaitu dengan melihat jaringan yang dimiliki penerbit dan kejujuran penerbit dalam kerjasama.

Apa yang diperoleh penulis ketika menerbitkan buku di penerbit mayor?

Beberapa hal yang diperoleh antara lain, yaitu:
1. Kepuasan
2. Repotasi
3. Karir
4. Finansial

Oleh sebab itu, kita harus tahu sistem penilaian penerbit mayor agar buku kita bisa diterima dan diterbitkan, yaitu :
1. Naskah mempunyai peluang pasar.
2. Keilmuan.
3. Repotasi penulis.
4. Editor.

Nah itulah beberapa hal yang harus kita ketahui dan lakukan, jika ingin menembus penerbit mayor.

Eka Wiyati
Resume : 30 April 2021
Pertemuan ke : 12
Tema : Penerbit Mayor
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Gelombang : 18

Jumat, 30 April 2021

Kunci Menembus Penerbit Mayor

April 30, 2021 0 Comments


Belajar dari ahlinya, seorang penulis hebat yang sudah malang melintang di dunia literasi, beliau adalah bapak Edi S. Mulyanta. Beliau nyaris 20 tahun menangani penerbitan buku di penerbit Andi. Penerbit andi adalah salah satu penerbit mayor di negeri ini.


Dunia penerbitan baik penerbit mayor maupun penerbit minor adalah dunia bisnis semata, dan terbesit idealisme di dalamnya, yang tentunya setiap penerbit mempunyai visi dan misi yang berbeda-beda.

Dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada Duit.

Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah pasar toko buku yang paling utama di samping tentunya pasar di luar toko buku yang tidak dapat kita ke sampingkan juga. Toko buku inilah yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas dalam dunia penerbitan.

Di Undang-undang Nomor 3 tahun 2017, sudah dijelaskan dengan gamblang tentang sistem perbukuan di Indonesia

Sistem Perbukuan adalah tata kelola perbukuan yang dapat  dipertanggungjawabkan  dan terpadu, yang mencakup pemerolehan naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku elektronik, pendistribusian, penggunaan, penyediaan, dan pengawasan buku.

Saat ini yang bermasalah adalah dalam tahap pendistribusian materi yang telah kami proses untuk dapat meningkatkan literasi baca di Indonesia.

Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya Demikian arti makna menurut UU No 3 - 2017.

Tugas penerbit adalah mendapatkan -Naskah- yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum.

Selanjutnya sebagai seorang penulis kita harus tahu difinisi naskah buku dan buku seperti apa yang dimaksud undang-undang.

Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.

Jadi naskah buku ditulis oleh penulis, sedangkan buku diterbitkan oleh penerbit

Ke depan baik itu penerbit buku Mayor maupun Minor dapat berperan saling melengkapi dalam memenuhi amanat undang-undang ini.

Buku merupakan luaran atau outcome yang diakui oleh Undang-undang sebagai syarat dalam memenuhi kewajiban baik itu Guru, Dosen, maupun tenaga-tenaga di Pemerintahan.
Beberapa Undang-undang yang memperkuat posisi buku ada di UU 12/2012 Perguruan Tinggi Pasal 46 ayat 2 ….Hasil Penelitian wajib disebarluaskan…. dipublikasikan (dalam bentuk Buku Ber ISBN).

PermenPAN 26/2009 Jabfung Guru dan Angka Kredit, Pasar 11 Ayat c-2 Publikasi Buku ber ISBN

Karena begitu pentingnya luaran atau outcomes dari beberapa profesi pendidik, sehingga tumbuh subur pula penerbit2 yang menyalurkan hasil pemikiran penulis dalam bentuk buku yang ber ISBN.

Penerbit di Indonesia telah diwadahi pemerintah dalam organisasi IKAPI, sehingga bapak dan ibu yang akan menerbitkan buku, sebaiknya menggunakan saluran tersebut yang telah diakui oleh pemerintah.

Setiap penerbit diperbolehkan untuk mengajukan Nomor ISBN ke perpustakaan nasional. Di dalam perkembangannya, perpustakaan nasional memberikan penanda tertenu dalam ISBN untuk menunjukkan skala produksi penerbitannya.

Skala produksi ini hanya menunjukkan kemampuan output buku yang dihasilkan serta kemampuan distribusinya ke masyarakat luas. Semakin besar output dan distribusinya, ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas akan semakin banyak. Akhirnya diberikan kode produksi buku di ISBN dalam bentuk Publications Element Number.

Karena hal itulah kemudian muncul istilah penerbit mayor dan penerbit minor, hanya karena masalah skala produksi saja.. visi dan misi penerbitan semuanya sama yaitu mencari keuntungan bisnis, dan ada sisi idealisme di dalamnya.

Aturan pemerintah, terkadang bergerak mengikuti dinamika masyarakat. Karena banyaknya terbitan yang diajukan sebagai syarat Jabatan Fungsional, akhirnya pemerintah terkadang memberikan syarat tertentu untuk mempermudah klasifikasi pemberian nilai indeks di angka kredit. Sehingga munculah penerbit skala mayor (nasional) dan skala regional saja.

Bahkan di luaran Pendidikan Tinggi, jelas mensyaratkan untuk mendapatkan nilai angka kredit nasional harus diterbitkan di penerbit skala nasional (minimal 3 propinsi kantor pemasaran).

Hal ini lah yang semakin menegaskan garis yang jelas penerbit mayor dan minor, hanya karena skala penjualannya.

Oleh sebab itu, kita perlu mencoba bertransaksi buku digital, supaya kita tidak ketinggalan jaman, karena buku digital ini akan menyatukan mindset penerbit mayor maupun minor, sehingga tidak ada lagi dikotomi hal tersebut. Yang ada adalah penerbit dengan kekhasan visi dan misi masing-masing, saling mengisi untuk meningkatkan literasi bangsa ini.

Penerbit Andi saat ini sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat di era pandemi. Karena Toko Buku, Sekolah, dan Kampus saat ini belum dapat menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam bisnis buku saat ini.

Penerbit saat ini sedang mereposisi diri untuk tetap bertahan, walaupun tentunya tidak akan mudah. Sehingga kami membuka saluran-saluran promosi baru untuk masih tetap mengobarkan semangat literasi di perbukuan.

Saluran-saluran digital dapat menjadi alternatif untuk tetap berkembang mendistribusikan ilmu pengetahuan. Kami mencoba mengembangkan channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Sebagai penulis kita perlu menulis rencana penulisan dengan target market yang dituju. Sukur-sukur bapak ibu tawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Ke depan media-media selain buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit. Akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.

Materi yang luar biasa, intinya kita sebagai penulis harus tetap berkarya apapun kondisinya. Selain itu juga harus memperkuat jaringan dan selalu berinovasi.

Untuk masuk ke penerbit mayor kita harus membuat proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dan lain-lain).

Materi : 28 April 2021
Pertemuan ke : 11
Materi : Penernit Mayor
Narasumber : Edi S. Mulyanta
Gelombang : 18

Senin, 26 April 2021

Menguak Tabir Teknik Memasarkan Buku

April 26, 2021 1 Comments


Menulis dan membaca adalah dua aktifitas yang tidak terpisahkan. Sehingga seorang penulis itu juga berkaitan erat dengan pembaca. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang penulis untuk mampu menguasai teknik memasarkan buku yang jitu dan banyak dibeli oleh pembaca.

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk anda miliki.

Oleh sebab itu wajib bagi seorang penulis untuk menguak tektik memasarkan buku agar pesan yang ada dalam tulisannya dapat sampai kepada pembaca. Khusunya bagi para penulis yang menerbitkan buku pada penerbit indie. Salah satunya dengan menggandeng editor yang handal.

Berbeda bila kita menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketing nya sudah sampai ke berbagai negara di dunia.

Cara yang paling banyak dipakai untuk memasarkan buku adalah menggunakan media digital dan media sosial. Banyak sekali iklan buku baru bertebaran di internet. Ada yang lalu dan ada juga yang kurang laku.

Inti dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar, biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat, laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid19

Bagi kita para penulis pemula tentu saja ingin bukunya laku dan dibeli oleh banyak orang. Oleh karena itu, kolaborasi adalah kunci agar buku kita bisa dipasarkan di belantara dunia Maya yang selalu non stop 24 jam.

Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus asa. Kegagalan bukan berarti tidak bisa sukses, maka terus berusaha dan berinovasi adalah solusi terbaik dalam berkarya.

Maka selain berkolaborasi, maka jangan lupa silahturahmi. Sebab silahturahmi atau silahturahim juga sangat membantu kita dalam memasarkan buku. Pada akhirnya teknik memasarkan buku akan kita temui dari adanya silahturahmi ini. Kekuatan silahturahmi ini dahsyat. Akan banyak rezeki yang akan mengikutinya.

Tetap berproses, berusaha dan doa semoga hasilnya sesuai harapan.

Materi : 26 April 2021
Pertemuan ke : 10
Tema : Teknik Memasarkan Buku
Narasumber : Wijaya Kusumah,M. Pd.
Gelombang : 18

Mengenali Mental dan Naluri Penulis

April 26, 2021 0 Comments
 

Teknik dan mental dalam menulis adalah dua hal yang tak terpisahkan bagi seorang penulis. Teknik menulis meliputi outline, judul, teknik sekali duduk dan lain-lain. Sedangkan mental penulis meliputi kondisi psikologis atau batin di penulis itu sendiri. Agar tulisan itu hidup, maka teknik dan mental ibarat jiwa dan raga yang harus bersinergi.

Menurut bu Ditta mental penulis itu ada 4 tipe, yaitu

1. Dying Writer 2. Dead Man 3. Sick People 4. Alive

Tipe pertama adalah Dying Writer atau penulis yang sekarat. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang lemah secara teknik pun lemah mentalnya sebagai seorang penulis.

Seolah hidup segan mati tak mau. Misalnya ikut pelatihan menulis setengah hati (lemah mental) dan tidak berkarya membuat tulisan (yang bisa jadi karena lemah teknik, tidak tahu bagaimana harus menulis, mendapatkan ide, dan sebagainya)

Tipe ini bukan berarti tak mampu membuat tulisan. Hanya saja, diperlukan upaya ekstra agar orang-orang ini "mau" hidup sehat kembali untuk menulis.

Ibaratnya menjadi penulis masih sekedar angan-angan tanpa aksi nyata.

Tipe kedua adalah Dead Man. Sesuai namanya, tulisan dari kategori ini "mati". Tidak diketahui keberadaannya. Terkubur di folder laptop. Terbungkus lembaran diary. Atau notes yang ada di hp. Belum terpublish.

Tipe ketiga adalah Sick People. Orang-orang dalam kelompok ini adalah yang masih lemah teknik menulisnya namun sudah cukup memiliki mental seorang penulis sehingga sudah berani mempublish tulisannya.

Terakhir tentu saja kategori terbaik, yaitu Alive, yaitu penulis yang tulisannya hidup dan senantiasa berkarya seperti jantung yang terus berdetak saat pemiliknya bernyawa.

Orang-orang dalam kelompok ini sudah bisa dikatakan "ahli" menulis (kuat teknik) serta kuat mentalnya.

Cirinya mudah. Meski tingkatan ahli ada pemula, menengah dan sangat ahli, tapi secara umum kita bisa mengenali mereka.

Misal saat menulis sudah seperti kebutuhan primer seperti makan. Ibaratnya, jika tak makan akan lapar. Begitu pula mereka yang hidup dalam menulis. Akan lapar menulis bahkan jika sehari saja tak membuat tulisan.

Kelompok Alive ini termasuk kategori pembelajar sejati. Selalu berproses. Mampu hadapi tantangan menulis (meski puasa tetep nulis, walau sibuk menyempatkan nulis, dan sebagainya)

Materi yang luar biasa, apapun tipe penuli s yang melekat pada kita, tetaplah menulis, semoga suatu hari nanti kita sampai pada tipe Alive

Materi : 23 April 2021
Pertemuan ke : 9
Narasumber : Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr.
Tema : Mental dan Naluri Penulis
Gelombang : 18

Kamis, 22 April 2021

Apakah Mahkota Seorang Penulis

April 22, 2021 2 Comments

 


Seorang raja dapat disebut sebagai raja apabila ada mahkota di kepalanya. Jadi ketika seorang penulis mau disematkan nama sebagai seorang penulis, maka dia pun ibarat raja harus mempunyai mahkota. Lalu apakah mahkota seorang penulis?

Mahkota seorang penulis adalah apabila dia telah mempunyai sebuah tulisan yang bermuara pada sebuah buku.

Jadi ketika seorang penulis belum mempunyai sebuah buku hasil karyanya baik solo maupun antologi, maka dia belum bisa dikatakan sebagai seorang penulis.

Materi yang begitu menyentuh dari seorang narasumber hebat dengan segudang pengalaman dan prestasi, maka dalam pertemuan ke 8 ini banyak hal yang dapat kita petik pelajarannya.

Menurut bapak H. Thamrin Dahlan M.Si
Seorang purnawirawan polri, yang kini berprofesi sebagai dosen dan penulis serta pendiri Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) bahwa pada dasarnya setiap kita adalah bisa menjadi penulis. Karena ketika seseorang dapat berbicara, maka secara otomatis dia juga bisa menulis. Sebab menulis adalah kegiatan memindahkan semua hal yang kita bicarakan ke dalam tulisan.

Beliau telah aktif menulis sejak tahun 2010 dan telah menerbitkan 37 Judul Buku. Saat ini beliau fokus untuk membantu para penulis menerbitkan buku ber ISBN tanpa biaya. Subhanallah, luar biasa sekali program beliau. Semoga itu menjadi ladang pahala bagi beliau. Selain itu, diusia yang ke 69 tahun beliau pun masih aktif mengajar.

Menurut bapak Tamrin Dahlan sesunggungnya semua orang telah mempunyai buku. Faktanya sejak SD kita telah mempunyai raport, kemudian di jenjang berikutnya seperti SMP, SMA atau SMK, mereka telah mendapatkan tugas membuat karya tulisan, meskipun kadang dalam bentuk kerja kelompok. Kemudian ditingkatan yang lebih tinggi, seorang mahasiswa ditugas akhirnya akan menyusun sebuah skripsi, tesis maupun disertasi, sesuai dengan jenjangnya. Jadi sudah jelas setiap kita sebenarnya telah mempunyai buku.

Pada Pelatihan Menulis gelombang 18 ini lebih gamblang bapak Tamrin Dahlan menyampaikan tentang Buku adalah Muara Tulisan.

Tulisan tulisan itu ibarat air mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan.  Itulah Buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir  perlu diselamatkan menjadi kitab.

Semua Orang Punya Buku

Tanpa kita sadari setiap orang sebenarnya sudah pasti memiliki buku. Buku dalam artian tercantum namanya di sampul/cover depan buku. Paling tidak dia pernah sekolah di tingkat paling rendah sekolah dasar. Itulah buku catatan tentang prestasi diri si murid,  hanya saja buku dituliskan oleh Bapak Ibu Guru yang baik hati dalam bentuk raport.  Menginjak pendidikan menengah  SMP, SMA, SMK para pelajar dan siswa  sudah di wajibkan menyusun karya tulis walaupun terkadang berupa kerja kelompok namun makalah itu dijilid jadilah buku.

Ketika di Perguruan Tinggi, kualitas buku seorang sarjana itu memiliki harkat terhormat. Bersebab buku yang dinamai Skripsi, Tesis dan Disertasi diterbitkan setelah melalui proses panjang penelitian, pembimbingan dan kemudian di uji hadapan Sidang Majelis Kehormatan Para Guru Besar Universitas,

Jelas sekarang nama anda sudah ada disampul depan buku ilmiah. Tersimpan abadi di perpustakaan kampus.  Menjadi kebanggaan dan bukti tak terbantahkan bahwa anda berhak menyandang gelar kesarjanaan secara legal. Pengakuan formal seorang akademisi sebagai pemenuhan  kewajibkan memiliki buku. Satu saja yang belum terlekat di cover belakang buku yaitu ISBN (international standard book number)

Buku Pribadi

Setelah memiliki 3 buku (D3, S1 dan S2) kali ini saya akan lebih banyak berkisah bagaimana seorang anak desa Tempino Jambi bisa memiliki 37 judul buku. Semua berangkat dari motivasi ingin meninggalkan sesuatu nan abadi di muka bumi.  Kata seorang teman secara berseloroh janganlah pulak nama awak hanya tertulis di Buku Yasin dan Batu Nissan.

Buku adalah keabadian nan memiliki masa berlaku (expired date un limited) tak terhingga bahkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu setelah ketika mamasuki usia pensiun tahun 2010 timbul persoalan baru bagaimana mengisi waktu luang yang begitu lapang dan panjang.  Bersebab waktu luang  yang tak habis kerena memberikan kuliah  saya dianjurkan oleh keluarga untuk menulis dari pada termenung menung.

19 Agustus 2010 mulai menulis di media sosial kompasiana.com.  Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir.  Apakah awak pantas menjadi penulis di media besar  berpenghuni hebat. Alah bisa karena biasa. Bukan lagi  memaksa diri tetapi total tertantang.  Kenapa tidak bisa mengikuti jejak  Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang  keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta mahir menulis.

Motto penasehat, penakawan dan penasaran, diniatkan menulis  berbagi kebaikan. Saya merasakan masuk ke dunia baru yang sangat mengasyikkan.   Disinilah inspirasi dan aspirasi  serta angan angan di pentaskan baik dalam bentuk reportase, opini dan fiksi. Tiga jenis tulisan ini mengalir bak air bah sampai saya masuk ke kategori addict (kecanduan menulis).

Kiat Menulis.

Salah satu kiat kenapa bisa menulis 1 artikel setiap hari ialah jargon sekali duduk jadi. Sesungguhnya tulisan itu memenuhi kaedah sebuah artikel ketika mencapai 7 paragraf. Jangan pernah meninggalkan tulisan, sudah bisa dipastikan tulisan itu tidak akan pernah tuntas.  Duduklah, paksakan diri tulisan wajib selesai tak peduli salah ketik (ada proses edit). Nanti saja bicara kualitas bersebab indikator bagus tidaknya tulisan sangat subjektif dan variatif.

Melalui metode sekali duduk jadi, lambat laun proses menghasilkan sebuah tulisan seiring berjalan waktu kini hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit. Kita menulis puisi hanya memerlukan 10 menit asalkan suasana hati sedang mood dan terkait dengan situasi kekinian yang terjadi menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya hankam (ipoleksosbudhankam)  dalam atau luar negeri.

Ketika menulis reportase taati  kaedah 5 W 1  H.  (what, where, wheb, why, who and how). Sebagai bukti liputan  original asli tampilkan pula foto selfie bersama teman/keluarga misalnya anda sedang wisata di Borobudur, Menara Eiffel atau Ibadah Umroh Masjidil Haram. Bisa juga memposting laporan setelah mengikuti satu event webinar.  Saya lebih banyak menulis reportase kehidupan masyarakat. Inilah sumber inspirasi  tak pernah habis yang senantiasa menghampiri diri apabila jeli melihat fenomena lingkungan.  Jadilah sebuah tulisan bergenre humaniora yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

Kenapa pula tidak menulis tentang opini. Saya merasa babak belur ketika menulis dan menerbitkan Buku Prabowo Presidenku (2014). Padahal ketika posting artikel genre opini sudah berupaya menghindari menghakimi orang lain apalagi institusi. Mempertahankan objektivas, hindari hoax  dan selalu memihak kepada kebenaran. Menulis opini tak elok pula hanya ngomel, pada paragraf terakhir sertakan solusi, berupa saran pendapat membangun untuk mengurai permasalahan yang sedang dibahas.

Tiga Rahasia Menulis

Berdasarkan pengalaman beliau merasakan kejaiban 3 rahasia  terkait dunia jurnalistik.

Rahasia pertama : Ternyata setiap tulisan itu memiliki Roh. Roh dalam artian tulisan itu hidup dengan syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial. Tulisan anda dibaca apalagi  diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.   Tahu sendirilah zaman dahulu kala anak mansuia acap menulis di album kenangan.

Buku harian itu dia nikmati sendiri, ketika membaca, tertawa, menangis, menyesal dalam seribu satu kenangan. Zaman itu telah lewat kini saatnya kuatkan niat berbagi denghan hatrapan bermanfaat dan penulis mendulang pahala melalui pekerjaan menuliss. Yes tulisan memiliki Roh, jangan ragu share ke Faecbook, whats app, dan media lainnya sehingga anda dikenal sampai satu saat menjadi terkenal.

Rahasia ke 2 : Buya Hamka meninggalkan pesan bermakna Biarlah tulisanmu itu membela dirinya sendiri, biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya. Saya membuka rahasia tersebut ketika buku Bukan Orang Terkenal entah bagimana jalannya sampai di Bapak Prabowo.  Singkat cerita saya mendapat kehormatan menjadi Penulis Resmi Partai Gerindra selama masa kampanye 2014.  Terbitlah buku Prabowo Presidenku.  Best seller sampai di bajak.

Rahasia ke 3 : Profesi jurnalis atau katakanlah kami wartawan amatir mendapat kesempatan dijamu makan siang di Istana Merdeka. Tak terduga bahkan tidak terpikirkan mimpipun tidak bisa berpidato di hadapan Presiden Jokowi.  Bukankah anugerah ini merupakan kebanggaan rakyat. Bersebab menulis mampu menembus batas birokrasi dan bisa bertemu dengan tokoh nasional.

Buku Muara Tulisan

Ketika tulisan sudah mencapai 500 artikel dengan segala suka duka mendapat aspirasi dan cemoohan kemudian terpikir kenapa tulisan nan terserak itu tidak dijiid. Istilah kumpulan tulisan dijilid resmi ber ISBN bolehlah berbangga di sebut kitab atau buku. Tahun 2012 terbitlah buku perdana berjudul Bukan Orang Terkenal.

Saking besarnya keinginan memiliki nama disampul buku seperti juga Buya Hamka (guru Imajiner) saya menerbitkan buku berbayar di satu penerbit Jogyakarta. Apalah awak ini mana pula ada penerbit major bersedia menerbitkan buku seorang penulis amatir belum punya “nama”.  Judul buku pertama itu sebenarnya bentuk unjuk rasa yang ditujukan kepada diri sendiri.

Bersebab tulisan nan terserak semakin banyak maka proses menerbitkan buku semakin mudah.  Ibarat  menjilid makalah tak terasa jumlah buku tahun 2019 mencapai 20 kitab. Uni Husna Bundo Kanduang menganjurkan menerbitkan buku sendiri.  Terbentuklah Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) 19 Juli 2019. Visi misi fokus dibidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan  fokus membantu menerbitkan buku para penulis ber ISBN tanpa biaya alias gratis.

Penggiat Literasi

Keberadaan YPTD memberikan kemudahan menerbitkan buku. Ferbuari 2021  tertera nama Thamrin Dahlan di 37 sampul buku. Bersama teman teman penulis bergiat Literasi sampai Maret 2021 berhasil diterbitkan 2010  judul buku ber ISBN  Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi para penulis di website YPTD terbitkanbukugratis.id .  Diskusi Literasi di  WAG Terbitkan Buku Gratis.

Program Bedah Buku setiap Selama Malam 2 pekan sekali telah terselenggara 10 episode.  Inilah media mempromosikan buku terbitan YPTD untuk para penulis senior mapun pemula. Secara psikologis ada kepuasan bathin tak terhingga bisa berbagi di bidang literasi.

Mengumpulkan tulisan nan terserak bermuara menjadi Buku. Selamatkan tulisan tulisan itu biarlah mereka berhimpun didalam sebuah kitab karena keabadian akan melekat pada dirinya. Buku adalah suatu prestasi penulis.  Sebagai tanggung jawab Penerbit YPTD berkewajiban menyerahkan setiap judul buku  di Perpustakaan Nasional

•    Salam Literasi
•    BHP 21 April 2021
•    YPTD

Pemaparan yang luar biasa. Ringan, menenangkan namun menginspirasi.

Selanjutnya beliaupun memaparkan program-program YPTD yang dapat memberikan kesempatan para penulis  pemula untuk menerbitkan buku dengan mudah dan geratis.

Ada 3 program YPTD.  Pertama Penulis telah memiliki Naskah Buku. Kedua Penulis aktif posting tulisan di website YPTD terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul 40 artikeal maka akan buku akan diterbitkan. Program ke 3 YPTD menerbitkan buku ontologi berupa kumpulan tulisan yang di posting dalam 1 bulan

Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) komitmen membantu para penulis menerbitkan Buku Perdana ber ISBN tanpa biaya. Prosedur sangat sederhana dalam waktu 14 hari buku Terbit.

Buku adalah Mahkota Seorang Penulis.  Layaknya seorang Raja , beliau diakui sebagai Penguasa karena mengenakan Mahkota di dikepalanya. Mahkota itulah bentuk pengakuan resmi dari rakyatnya.  Analog dengan Seorang penulis tanpa memiliki buku maka belum bisa dikatakan sebagai seorang seorang penulis sejati.

Materi yang menginspirasi dan motivasi sangat bermanfaat.

Tanggal pertemuan : 21 April 2021
Resume ke : 8
Tema : Buku Mahkota Penulis Buku Muara Tulisan
Narasumber : H. Thamrin Dahlan, M.Si.
Gelombang : 18

Senin, 19 April 2021

Asyiknya Menerbitkan Buku dengan Mudah di Penerbit Indie

April 19, 2021 2 Comments
 

Materi istimewa hari ini, meskipun cuaca cerah membahana, namun tidak mengurangi semangat menyimak materi dari narasumber yang muda dan berbakat. Seorang guru bertalenta yang luar biasa, bernama Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain.

Tentunya bukan saja terbatas pada jumlah penerbit, tetapi untuk menerbitkan buku haruslah melalui seleksi yang ketat. Juga dalam rentan waktu yang cukup lama, karena banyaknya antrian buku yang akan diterbitkan.

Namun kini menerbitkan buku menjadi lebih mudah, karena sudah banyak penerbit indie yang siap memfasilitasi para penulis penula untuk menerbitkan buku. Pada penerbit indie, naskah pasti terbit, proses penerbitan mudah dan cepat.

Narasumber sekeren pak Brian ternyata tiga buku solonya pun diterbitkan oleh penerbit indie. Menerbitkan buku di penerbit indie memang mudah, tetapi penulis harus mengeluarkan biaya sendiri.

Salah satu contoh penerbit indie adalah penerbit Gemala, yang sudah buka sejak 2020.

Menerbitkan buku di Gemala sangatlah ekonomis, yaitu Rp 300.000 dan sudah ber-ISBN. Tentunya dengan beberapa ketentuan, yaitu :

  • PDF master bisa diminta tapi akan ada watermarknya. Sehingga jika ingin cetak ulang, harus di penerbit gemala. - 
  • Jika ingin Cetak ulang, Minimal 10 buku
  • Jangan memberi target kapan harus selesai. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Minimal prosesnya 1 bulan sejak biaya penerbitan di transfer
  • maksimal 130 hal A5. Lebih dari itu ada biaya tambahan per halaman Sertakan dalam naskah
  • cover ( judul buku dan nama penulis saja)
  • kata pengantar
  • daftar isi (tanpa nomor halaman)
  • profil penulis
  • sinopsis
  • Untuk editing, penerbit ini tidak mengecek secara detail. Sehingga jangan terlalu mengandalkan penerbit untuk melakukan editing. Maka sebaiknya penulis yang memastikan sendiri apakah sudah tidak ada kesalahan penulisan.

Saya beri tips dalam mengedit naskah:

  • Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, bl)
  • Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typ)
  • Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat
  • Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan
  • Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya. Tidak ada ketentuan minimal jumlah halaman


Menerbitkan buku bukan suatu hal yang sulit, penulis bebas memilih penerbit sesuai selera untuk menerbitkan bukunya. Jadi jika telah memiliki naskah, jangan ragu-ragu untuk menerbitkannya menjadi buku.

Tanggal pertemuan : 19 April 2021
Resume ke : 7
Tema : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
Narasumber : Raimundus Brian Prastyawan, S.Pd.
Gelombang : 18

Minggu, 18 April 2021

Pil Pahit Itu Bernama Gagal

April 18, 2021 0 Comments

Gagal adalah kata yang paling menyakitkan bagi kebanyakan orang. Begitu pun aku, hari ini aku benar-benar merasa sedih dan terpukul.

Sebagai manusia biasa, aku merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalani proses dengan indah. Sementara memasrahkan semua hasil kepada allah swt. Tetapi hidup ini nyata, teori selalau manis kesannya. Faktanya gagal itu sakit.

Tidak seorang pun bercita-cita gagal dalam hal apapun. Sekuat tenaga, berjuta doa melangit untuk mencapai sebuah asa.

Harapan itu selalu ada, tetapi saat kegagalan menghampiri jiwa, maka tak aya raga pun rapuh dibuatnya. Proses telah aku jalani, keyakinan penuh untuk sebuah keberhasilan. Namun pil pahit yang bernama kegagalan itu tetap saja berasa sakit, kecewa, sedih dan nyaris putus asa.

Ya allah kuatkan hatiku untuk menerima kenyataan atas kegagalan ini. Aku berharap ini mimpi, tetapi fakta telah terjadi. Aku dinyatakan tidak lulus seleksi sebuah program yang dibuat oleh pemerintah.

Sakit sekali, ilmu dan nilai yang layak telah aku dapatkan, tetapi atas izin allah aku dinyatakan tidak lulus. Ingin aku berteriah, tetapi apalah aritinya. Hari ini 18 April 2021, aku benar-benar merasa jatuh. Kuatkan aku ya Allah. Aku yakin sekenaria-Mu lebih indah. Aku tunggu peran selanjutnya, semoga kesempatan itu masih ada untukku.

Semoga kegagalan hari ini adalah kesuksesan yang tertunda, sehingga aku mampu memetik hikmahnya

Sabtu, 17 April 2021

Meramu Resume Menjadi Buku

April 17, 2021 2 Comments


Resume adalah rangkuman atau ringkasan. Kemudian dalam latihan menulis pada di gelombang 18 ini, maka resume yang telah dibuat oleh para peserta dapat diramu menjadi sebuah buku.

Selanjutnya, ada 7 teknik untuk menulis resume jadi buku, yaitu :

1. Mengumpulkan resume dalam file word.

Saat kita menulis resume, simpanlah file tersebut dalam satu folder

Buat satu buah file naskah kita dari pertemuan 1-20

2. Menentukan tema.

Saat file kita sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, pilahlah berdasarkan tema sejenis.

Misalnya kita lihat materi dari narasumber.

Ada narasumber yang membahas teknik penulisan, satukan filenya beri bab teknik penulisan.

Jika ada narasumber yang membahas tentang penerbit indie, penerbit mayor, satukan naskah menjadi bab penerbitan.

Jika ada narasumber membahas tentang motivasi, tuliskan bab motivasi.

Jadilah 3 bab yang tersusun dalam satu buku

3. Buat TOC (Table of Content/daftar isi)

4. Kembangkan TOC

5. Review, revisi, dan edit naskah.

Saat kita menulis naskah, tulislah dahulu sebebas-bebasnya. Jangan sekali-kali mengedit saat sedang menulis. Karena itu bisa menghambat ide kita saat menulis. Tuliskan saja semua ide berserak. Jika selesai, barulah kita edit ejaan dan tanda baca sesuai kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Usahakan hindari typo (salah ketik) dan hindari singkatan. Jika Awal kata, nama orang, nama tempat, nama hari, nama bulan, harus ditulis huruf kafital. Masih banyak ejaan lain yang berhubungan dengan EYD

6. Jika naskah sudah selesai, buatlah sinopsisnya. Sinopsis adalah gambaran isi buku yang telah kita buat. Biasanya ada di cover belajang buku.

7. Kirim ke penerbit.

Jangan takut salah dan malu dengan tulisan sendiri, tenang saja ada tim editor penerbit yang siap membantu terkait penulisan kita yang salah. Hanya saja, tidak semua penerbit  menyediakan jasa editor naskah. Jadi, kita harus tanyakan terlebih dahulu, apakah naskahny a di edit oleh editor atau tidak.

Demikianlah inti sari materi pertemuan ke 6, yang telah disampaikan oleh narasumber yang sangat inspiratip. Meskipun pernah gagal dalam gelombang sebelumnya, namun tetap semangat dan pantang menyerah. Sehingga sekarang mampu menjadi penulis yang hebat.

Beberapa motivasi beliau

Jadi intinya bapak ibu, jika resume sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, bapak ibu sudah boleh menyusun naskah bukunya. Hubungi penerbit yang akan mengkawal lahirnya buku kita nanti.

Tidak ada yang sulit di dunia ini selama kita mau belajar

Asahlah keterampikan menulis kita dengan menulis setiap hari

Jika narasumber memberikan link blog, link youtube, ppt, kembangkanlah dan ambil poin pentingnya untuk diceritakan.

Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari


Tanggal pertemuan : 16 April 2021
Resume ke : 6
Tema : Menulis Resume Untuk Jadi Buku
Narasumber : Aam Nushasanah, S.Pd.
Gelombang : 18

Kamis, 15 April 2021

Langkah Cerdas dan Cermat Menerbitkan Buku

April 15, 2021 4 Comments

 


Seorang penulis akan merasa  bahagia dan lega  ketika ia berhasil menulis dan kemudian menerbitkan buku. Merasa sangat gembira ketika melihat namanya  terpajang di cover buku, yang mana buku-buku tersebut terpajang indah di rak buku dan bisa dinikmati oleh banyak pembaca.

Ada 5 tahapan menerbitkan buku, yaitu :

1. Pra Writing

Tahap pertama  yang bisa dilakukan adalah  tahap pra writing yaitu penulis akan mulai mencoba mencari ide yang sesuai dengan tema yang ditulis. Tema sesuai pasion yang disukai. Boleh fiksi maupun non-fiksi. Ide bisa dari pemgalaman, dari hasil membaca buku, majalah, koran ada kejadian yang sedang berlangsung.

2. Drafting/ out line

Tahap kedua adalah drafting atau out line, pada tahap ini seorang penulis  mulai membuat out line atau daftar isi buku yang akan ditulis atau dikembangkan menjadi  naskah buku.

3. Wraiting

Tahap ke-3 menulis.
Saat proses ini, penulis mulai menulis dan mengembangkan kerangka atau daftar isi untuk dijadikan naskah yang lengkap dengan diperlukan kreativitas penulis dalam  membuat karya-karyanya. Kreatifitas itu berupa kemampuan merangkai kata, kemampuan menggunakan majas, kemampuan berekspresi, agar tercipta tulisan yang menarik dibaca.

4. Revisi dan  Editing

✓Revisi

Setelah menuliskan banyak hal yang ingin ditulis pada naskah, pada tahap selanjutnya adalah mulai mengoreksi atau merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan atau tidak. Pada tahap ini, kita akan mencari tahu dimana letak kekurangan tulisan. Apakah sudah sesuai dengan alur, atau masih melebar kemana-mana. Dan dilanjutkan  tahap revising.  Seorang penulis dapat mengubah beberapa bagian dari tulisannya. Ia juga bisa menambah isi tulisannya. Ia dapat menambahkan data baru, ia dapat menghilangkan opini tertentu, dan lain sebagainya. Intinya, melalui tahap revisi inilah penulis akan memoles karyanya, ia akan menjadikan tulisan tersebut semakin menarik lagi.

✓ Editing.

Pada tahap ini penulis akan menjalankan proses pengeditan terhadap karyanya. Berbeda pada tahap revisi yang masih bisa menambah mengurangi isi tulisan, pada tahap ini penulis hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pola kalimat, dan berbagai kesalahan tata bahasa lainnya. Meskipun nanti tulisan akan kembali diedit oleh editor di penerbit. Seorang penulis tetap harus berusaha menyunting tulisannya sendiri atau dengan istilah lain Swasunting.

5. Publikasi

Jika kita sudah  yakin dengan tulisan naskah buku kita, maka saat memasuki tahap akhir yakni publikasi. Pada tahapan ini kita bisa meneruskan naskah ke penerbit.

Jangan khawatir, sekarang kita bisa menerbitkan buku secara independen kok. Ada banyak penerbit independen (penerbit Indie) yang siap  membantu untuk menerbitkan naskah.

Bapak Mukminin mulai ikut belajar menulis 29 Maret s.d. Desember 2020 telah menerbitkan 2 buku solo:

1. 55 Pantun Nasihat diterbitkan kelompok Majas Bojonegoro.
2. Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar diterbitkan KAMILA PRESS LAMONGAN dan 8 buku karya bersama ( Antologi)

Mari kita melek Penerbit

Bapak ibu yang hebat Penerbit Buku ada 2 yaitu Penerbit Mayor dan Penerbit Indie.
 
Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  :

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dan lain-lain

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor :

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil risiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan, tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti diterbitkan. Penerbit indie adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.



3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor :

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie :
Penerbit indie pun profesional, tetapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor :

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :
 
Tentu berbeda, penerbit india akan segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Penerbit indie menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga penerbit tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor :

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie :

Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor :

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

# Penerbit indie :

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Contoh penerbit mayor adalah Gramedia Pustaka Utama, Mizan, Republika, Grasindo, Loka Media, Tiga Serangkai, Bentang Pustaka, Erlangga, Yudhistira,  Andi Yogyakarta dan lain sebagainya.

Contoh penerbit Indie yg ada dalam grup belajar menulis bersama PGRI:

YPYD
Gemala
Kamila Press Lamongan

KAMILA PRESS LAMONGAN sbg penerbit Indhei  melayani cetak buku , jasa lengkap dg jasa desain cover buku,   Lay out,  editing dan ISBN. Jasa Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN dengan harga terjangkau ( harga terlampir ).

Penerbitan ini melayani seluruh Indonesia. Alhamdulilah dalam tahun 2020 sebagai penerbitan tahun perdana yg berjalan mulai  September s.d Desember 2020 telah menerbitkan 17 buku dari teman2 guru dari pulau Jawa, NTT, Kalimantan, dan Sumatera.


Januari  2021 Minggu pertama  menerbitkan 7 buku dan cetak ulang 4 buku dari penerbit lain.

Bulan Februari 2021  alahamdulillah menerbitkan  9 buku.

Bulan Maret 2021 menerbitkan 3 buku.  

Bulan April 2021 sekarang ini proses 5 buku 4 cover sdh jadi 1 buku baru masuk tadi malam. Semoga lancar semuanya.
 
Boleh  cetak ulang di Penerbit indie yang penting itu penulisnya Bapak Ibu dengan syarat ada file cover buku dan 1 file lengkap naskah buku. ( Harga terlampir).

# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

Untuk judul dan Cover.

a. Untuk judul kalau kurang pas akan dibantu mengusulakan kepada Bapak Ibu judul yang menarik.

b. Cover buku boleh  sudah Bapak ibu buat, penerbit tinggal poles biar cantik dan menarik dg kesepakan Bpk ibu.

c. Cover minta  dibuatkan pun, penerbit siap.
Bapak ibu silakan kirim  judul, nama penulis lengkap dg gelar, kata pengantar dari siapa. Minta warna apa, boleh ada ada foto penulis atau gambar yang lain
Suka-suka.

Demikianlah resume dari materi pertemuan 5 ini, yang sangat membantu penulis untuk melek penerbit.

Tanggal pertemuan : 14 April 2021
Resume ke : 5
Tema : Penerbit Indie
Narasumber : Mukminin, S.Pd, M.Pd
Gelombang : 18

Rabu, 14 April 2021

Seni Mengubah Karya Ilmiah Menjadi Buku

April 14, 2021 0 Comments


Semua guru pasti pernah membuat karya, baik sekripsi, tesis maupun disertasi atau minimal laporan penelitian. 

 

Nah pada kesempatan ini akan diuraikan tentang tema "Menulis Buku dari Karya Ilmiyah. Oleh narasumber handal yaitu ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd

 

Hal ini juga berlaku untuk tulisan ilmiah seperti PTK, best practice dan lainnya

 

Setelah dibuat laporan penelitian, ujung-ujungnya hanya akan masuk ke perpustakaan sekolah.

Sayang bukan kalau karya yang kita buat susah-susah hanya dibaca oleh teman satu sekolah saja.

 

Nah, ada solusi agar karya ilmiah kita dapat lebih bermanfaat. Yaitu dengan mengubah nya menjadi sebuah buku. 

 

Apa manfaat karya ilmiah VERSI BUKU??

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit

4. Jika buku bapak ibu banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi BUKU

 

CARA MENGUBAH KARYA ILMIAH VERSI BUKU

1. Kita ubah JUDUL

Judul karya ilmiah VERSI BUKU hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. 

Sebagai contoh 

JUDUL TESIS 

Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA 

Ketika diubah menjadi JUDUL BUKU

 Kiat menulis modul berbasis riset

Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada *pengembangan / pembuatan modul*, jadi ketika diubah menjadi judul BUKU, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.

Tinggal ditambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.

Contoh lain : 

Ini adalah judul PTK Bu Mimin dari Yogyakarta yaitu pengaruh penggunaan metode I pada pembentukan matematika materi KPK dan FPB kelas .... SD .....

Dari judul tersebut tentunya bapak ibu paham, fokus penelitian disini adalah METODE I pada pembelajaran Matematika SD.

Nah dari objek penelitian itu dapat diubah menjadi judul buku berikut :

 Asyik belajar matematika dengan metode I 

Jadi judul buku hanya fokus pada objek penelitian saja, dan gunakan judul yang lebih luwes ketika dibaca. Tidak perlu terlalu kaku

 

2. Ubah DAFTAR ISI

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa 

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, definisi operasional, rumusan masalah

BAB 2 landasan teori

Bab 3 metode penelitian

Berisi rumus2 statistika

Bab 4 hasil dan pembahasan

Bab 5 penutup

Berisi kesimpulan dan saran.

Nah, ubah total daftar isi tersebut. 

Bagaimana cara mengubahnya ?

 

DAFTAR ISI KARYA ILMIAH VERSI BUKU

Ikuti pedoman 2W+1H

 

Bab 1 ( Why )

Jelaskan mengenai pentingnya, alasan penggunaan media,metode, Strategi, atau model yang menjadi fokus.penelitian. dapat ditambahkan pula masalah- masalah mengapa harus menggunakan media, metode, strategi atau model tersebut. 

Jelaskan pula manfaat dari yang menjadi objek penelitian

HAPUS RUMUSAN MASALAH, DEFINISI OPERASIONAL DAN TUJUAN PENELITIAN pada BAB I

 

Bab 2( APA

Di bab 2 Merupakan penjabaran teori2 dari landasan teori yang ada di bab 2 karya ilmiah. 

Sebagai contoh, biasanya di bab 2 VERSI KARYA ILMIAH, ada penjelasan tentang media, jenis media, manfaat media, penjelasan media tertentu, karakteristik suatu media tertentu, hasil belajar, dan lain-lain. Nah, teori-teori ini dapat dijadikan beberapa bab dalam sebuah KARYA ILMIAH VERSI BUKU. 

Misal : bab 2 hanya menjelaskan apa itu media. Isinya tentang pengertian, jenis, manfaat dan karakteristik suatu media tertentu

 

Bab 3 menjelaskan belajar dan pembelajaran. Isinya tentang hasil belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dll

 

Bab 4 apa itu pembelajaran matematika. Isinya menjelaskan tentang belajar matematika, kesulitan dalam belajar matematika, paradigma belajar matematika, dan lain-lain.

Jika masih ada teori yang perlu dijelaskan DARI BAB 2 VERSI KARYA ILMIAH, dapat dilanjutkan di BAb 5,6, dan seterusnya.

 

Selanjutnya adalah ( How). Ini dapat dituliskan di bab berikutnya setelah penjabaran dari beberapa teori.

 

Isinya menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, dan bagaimana penerapannya.

 

HILANGKAN SEMUA rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah

 

3. Ubah sedikit ISI karya ilmiah

A. Dalam mengubah karya ilmiah  menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya  berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan  judul implementasi Media  stereofoam  pembelajaran  Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah  tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis),  Pembelajaran (materi tentang  belajar mengajar),  Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).

B. Hilangkan semua kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah

C. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat

Biasanya bapak ibu akan menemui kesulitan ketika mengubah BAB 4 VERSI KARYA ILMIAH MENJADI BUKU. Caranya bagaimana?

Kembali lagi, ikuti HANYA PEDOMAN HOW. 

Jadi cukup ambil isi di bab 4 itu tentang bagaimana pembuatan yang menjadi objek penelitian, ceritakan bagaimana ketika diaplikasikan dalam sebuah pembelajaran, kira-kira menemui kendala apa, masalah apa, kelebihan apa, dan bagaimana hasilnya ketika yang menjadi fokus penelitian itu diterapkan di pembelajaran (dilihat dari hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran, respon siswa dan sebagainya).

Bapak ibu dapat menyematkan sedikit hasil penelitian bapak ibu ketika menjelaskan tentang bagaimana hasil penerapannya.

 

4. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku

Nah, biasanya pengubahan karya ilmiah versi buku ini membuat kesalahpahaman seorang penulis. Ada yang memahami bahwa KTI menjadi buku ya tinggal copy paste isi di KTI kita, lalu ganti judul, hapus yang tidak perlu, selesai deh. 

Untuk isi masih sama persis, bahkan daftar pustaka juga sama.

 

Caranya bagaimana agar tidak terkena self plagiarisme

1. Dapat menggunakan teknik parafrasa

2. Tambah rujukan baru ke dalam karya ilmiah versi buku kita. Jadi akan ada informasi terbaru yang kita sematkan dalam karya ilmiah versi buku tersebut. 

3. Pilah isi dari karya ilmiah asli yang benar-benar dianggap penting untuk dicantumkan dalam karya ilmiah versi buku

Dengan demikian, meskipun beberapa daftar pustaka ada yang sama, namun isi karya ilmiah versi buku kita akan berbeda karena kita sudah memparafrase kan isinya. 

Selain itu, dengan adanya tambahan rujukan baru, akan semakin memperkaya daftar pustaka karya ilmiah versi buku

 

5. Laporan Karya Ilmiah yang dibukukan, haruslah yang sudah dipublikasikan, minimal tingkat sekolah atau MGMP di wilayah masing-masing.

 

6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut

 

7. Jika ada rujukan baru, maka rujukan yang diambil boleh menggunakan blog,  namun situs blognya haruslah situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, 

Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya

JANGAN gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll

 

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit masing-masing

Terakhir 

Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya. Demikianlah materi yang luar biasa dari narasumber kita yaitu ibu Noralia. 


Tanggal pertemuan : 12 April 2021

Resume ke : 4

Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Gelombang : 18