Follow Us @soratemplates

Jumat, 07 Mei 2021

Pentingnya Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 


Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Karena ketika kita menulis, maka menulis saja, jangan mengedit. Sebab menulis dan mengedit adalah dua aktifitas yang berbeda, sehingga pada saat menulis, ya menulis saja.

Selanjutnya aktifitas yang  proofreading sangat penting. Ketimbang kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri. Lalu apakah beda antara mengedit dan proofreading?

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Menurut "Penerbitdeepublish" ada  beberap langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading, yaitu :
1. Pengeditan Konten
2. Pengeditan Baris
3. Menyalin Pengeditan
4. Proofreading

Langkah pertsma adalah merevisi draf awal teks, yang seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

Langkah kedua adalah merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah ketiga adalah memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

Langkah keempat adalah Proofreading:
1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya
penerbit
2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3.  Konsistensi nama dan ketentuan
4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Aktifitas menulis merupakan  pergulatan aksara dan tanda baca, yang terkadang tanpa disadari ada kesalahan-kesalahan kecil, apalagi ketika kita harus berpacu dengan waktu. Semisal ada challange ataupun tugas yang membutuhkan waktu cepat.

Contoh Kesalahan kecil  yang biasa dilakukan pada saat menulis di blog adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.

Kemudian alat untuk melakukan proofreading, yaitu:
1. PUEBI Daring
2. KBBI Daring

Jadi intinya menulis saja dulu, jika sudah selesai baru tahap selanjutnya, proofreading dan mengedit. Karena keduanya sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang cantik, menarik dan berkualitas.

Eka Wiyati
Resume : 7 Mei 2021
Pertemuan ke : 15
Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto, S.Pd.
Gelombang : 18

2 komentar: